Geowisata Beraroma Newmont

Mataram - Pencitraan bukan monopoli gelanggang politik. Perusahaan penambangan pun perlu memiliki politik pencitraan, salah satunya ditunjukkan oleh sebuah perusahaan penambangan tembaga dan emas yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Perusahaan penambangan memikul stigma bahwa kehadirannya merusak lingkungan dan memporakporandakan ekosistem lingkungan hidup. Ini yang mau disulap oleh PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang berlokasi di Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjadikan lokasi penambangannya menjadi obyek geowisata.

Jadilah, geowisata beraroma Newmont. Apalagi, pakar Geologi/Geowisata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) DR. Budi Brahmantyo di Mataram, Senin mengatakan, mulai sekarang hingga pascatambang, kawasan pertambangan PT NNT bisa dijadikan objek geowisata.

"Agar bisa dikunjungi oleh wisatawan tanpa mengganggu operasional tambang harus ada jalan khusus untuk menapaki areal tambang, sebab kalau menggunakan jalan tambang yang ada akan mengganggu operasional," katanya.

Selain itu, katanya, para pengunjung merasa kurang nyaman karena harus didampingi dan di setiap pos diperiksa petugas sesuai prosedur yang berlaku di kawasan pertambangan.

Beberapa bekas kawasan pertambangan didalam maupun luar negeri kini telah dijadikan geowisata seperti bekas tambang emas di Jepang sudah dijadikan objek geowisata cukup ramai dikunjungi wisatawan.

Menurut Budi, di NTB cukup banyak potensi objek geowisata seperti Gunung Rinjani yang tingginya 3.726 meter diatas permukaan laut (dpl) yang kini diusulkan menjadi "geopark" atau taman bumi.

Selain itu, Gunung Tambora yang terletak di Kabupaten Bima dan Dompu juga merupakan potensi geowisata yang cukup menarik karena pernah meletusn dahsyat 10 - 12 April 1815 yang getarannya dirasakan hingga Bangka Belitung.

Gempa bumi yang terjadi bersamaan dengan letusan tersebut juga dirasakan di Surabaya dan gelap gulita selama tiga hari di Madura, Jawa Timur akibat asap tebal, padahal jaraknya sekitar 500 kilometer dari pusat letusan.

Akibat letusan tersebut ada tiga kerajaan kecil yang berada di sekitar Gunung Tambora terkubur yakni Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora yang merupakan taklukan kerajaan Bima.

Sumber: www.antara.co.id (26 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts