Festival Film Pusan

Jakarta - Meskipun belum sempat dirilis, film Fiksi dipastikan akan diputar di Festival Film International Pusan, Korea Selatan pada 2-10 Oktober 2008. Fiksi diundang bersama film The Conductor karya Yusuf Andibachtiar menjadi Official Selection dalam 13th Pusan International Film Festival. Hal ini tentu saja menjadi sebuah bukti lain bahwa film Indonesia sudah diakui di kancah internasional.

Sutradara film fiksi Mouly Surya menyebutkan rasa syukurnya atas apresiasi terhadap film perdananya ini. Baginya hal ini adalah apresiasi baik, karena film ini baru akan tayang pada 19 Juni 2008 nanti tetapi sudah diundang untuk diputar pada festival yang digelar Oktober 2008 mendatang.

Seperti pernah diberitakan, film Fiksi adalah film bergenre thriller yang diproduksi oleh Cinesurya. Film ini terinspirasi dengan kisah Alice in Wonderland. Namun, berbeda dengan Alice in Wonderland, Fiksi mengisahkan seorang gadis yang bagai hidup dalam mimpi dan berpetualang ke dunia nyata. Film ini dibintangi oleh Ladya Cheryl, Donny Alamsyah, dan Kinaryosih.

"Dari cerita Mouly soal film ini, satu kalimat yang saya ambil sebagai inspirasi meneruskan nyawa Fiksi, ini adalah twist dari Alice in Wonderland, bukan Alice pergi ke negeri ajaib, tapi dia pergi dari khayalannya ke dunia nyata," ujar Joko Anwar, yang dipercaya menulis skenario film ini.

Menurut Joko, film ini bercerita tentang seorang perempuan kaya yang masuk ke dalam sebuah tempat yang kacau balau. Meskipun terkesan memiliki unsur artistik yang kuat, namun menurut Joko saat menulis skenario film ini ia tidak bermaksud menjadikan artistik. Tapi ia akan tetap mengikuti pakem-pakem thriller yang ada.

Sementara itu menurut Mouly, pemilihan Ladya Cheryl sebagai pemeran utama dalam thriller ini adalah karena sosok Ladya yang cocok dengan karakter Alisha. "Dari draft (skenario) ke 1 sampai ke 12, saya selalu membayangkan Ladya Cheryl sebagai Alisha," ujar Mouly.

Ternyata keinginan Mouly pun selaras dengan minat Ladya Cheryl. Ladya langsung menerima tawaran Mouly untuk berperan dalam filmnya. "Kebetulan Mouly dan saya suka satu film yang sama," ujarnya polos.

Menurut Ladya, tantangan yang terberat dalam karakternya kali ini adalah akting bermain cello. Ladya harus latihan selama dua bulan penuh, ditambah waktu di sela-sela pengambilan gambar. Selama itu, ia belajar lagu-lagi klasik yang memang disukai tokoh Alisha yang diperankannya.

Pengambilan gambarnya sendiri dilakukan di beberapa tempat di Jakarta, seperti di rumah susun Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, dan sebuah rumah besar di Jakarta Selatan. Pengambilan gambar di rumah susun itu menurut Mouly banyak menemukan kendala, seperti kondisi keramaian dan faktor cuaca. "Syutingnya seru. Setiap hari ada saja masalahnya. Untungnya rampung sesuai jadwal," sebutnya.

Untuk urusan gambarnya, Mouly menyebutkan ia banyak menggunakan warna-warna tertier dan desain klasik untuk property seperti lukisan ala Vincent van Gogh. Hal ini untuk menciptakan suasana seperti dalam sebuah mimpi, seperti kekosongan batin yang menghinggapi Alisha.

"Sedikit banyak karakter Alisha terpetik dari karakter-karakter anime Jepang yang terlihat mungil tak berdaya tapi misterius dan penuh kejutan. Karakter tersebut pun dibungkus dengan sebuah cerita unik tentang cinta yang hangat melawan cinta yang obsesif dan menghancurkan, memberikan unsur ketegangan dan kemisteriusan dalam misi Alisha mendapatkan cinta dan kehidupan hangat yang didambakannya," sebut Mouly.

Selain Ladya, Donny, dan Kinaryosih yang pernah memenangkan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik dalam FFI, Fiksi juga diramaikan oleh sejumlah aktor-aktor kawakan lain, Inong, Soultan Saladin, Rina Hasyim, Egy Fedly, Jose Rizal Manua, dan Aty Cancer. Sebagian besar para pemain senior itu tertarik bermain dalam film ini karena kisah skenarionya berbeda dengan film-film lainnya.

Sumber: www.suarapembaruan.com (29 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts