Jakarta - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) dan PT Angkasa Pura I dan II melakukan kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Peningkatan Mutu Pelayanan di Bandar Udara (Bandara) Melalui Penyuluhan. Penandatanganan kesepakatan bersama dilakukan oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Depbudpar Firmansyah Rahim, Dirut PT Angkasa Pura I Bambang Darwoto, dan Dirut Angkasa Pura II Edie Haryoto disaksikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik di gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (22/5).
Kesepakatan bersama itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas pelayanan serta kemudahan perjalanan wisata bagi wisatawan di pintu masuk bandara wilayah Angkasa Pura I dan II dalam rangka memberikan rasa aman, nyaman, tertib, dan penuh keramahtamahan kepada pengguna jasa bandara.
Kesepatakan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas front liner (bandara, mitra usaha, dan mitra kerja) dalam memberikan pelayanan dan informasi yang baik kepada wisatawan, serta meningkatkan peran para petugas front liner dalam rangka ikut menjaga kebersihan dan ketertiban di pintu-pintu masuk bandara wilayah Angkasa Pura I dan II.
Ruang lingkup kesepakatan bersama itu meliputi pelaksanaan kegiatan penyuluhan dengan materi penyuluhan antara lain pencitraan Sapta Pesona, pelayanan prima, dan kebijakan sektor/instansi. Untuk ini Depbudpar mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menyiapkan nara sumber/tenaga pengajar dan materi pelatihan bagi petugas front liner dan menyusun jadwal pelaksanaan pelatihan dan pemberian sertifikat bagi peserta pelatihan. Sedangkan PT Angkasa Pura I dan II menyiapkan peserta pelatihan yang terdiri atas petugas front liner (bandara, mitra usaha, dan mitra kerja) serta menyiapkan tempat dan konsumsi untuk pelaksanaan penyuluhan.
Menbudpar Jero Wacik mengharapkan dengan kesepakatan bersama ini pelayanan kepada wisatawan di bandara dapat ditingkatkan melalui penyuluhan kepada front liner (bandara, mitra usaha, dan mitra kerja) sebagai ujung tombak dalam pencitraan pariwisata. Citra pertama pariwisata Indonesia di mata wisatawan dunia adalah ketika tiba di bandara. "Bila pelayanan keimigrasian dan bea cukainya baik, kebersihan terutama toiletnya bersih, taksinya lancar dan sopirnya ramah, wisatawan saat itu juga akan jatuh cinta terhadap destinasi yang mereka kunjungi," kata Menbudpar.
Sumber: www.budpar.go.id (22 Mei 2008)