Impian Jakarta sebagai Tujuan `Wisata Belanja`

Jakarta - Selain terus mengembangkan aktivitas dan daya tarik wisata konvensional, kota-kota besar di dunia yang tergolong kota metropolitan dan megapolitan sejak 2-3 dekade belakangan ini juga mengembangkan beragam acara sehingga dapat menjadikan kota-kota tersebut sebagai destinasi wisata belanja.

Di Asia, selain Singapore Great Sale, Malaysia Great Sale, dan Hong Kong Great Sale, yang setiap tahun menarik cukup banyak wisatawan mancanegara, Jakarta juga mulai mengembangkan aktivitas serupa, khususnya pada satu dekade terakhir ini. Selain Jakarta Great Sale, sejak lima tahun lalu juga ada Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF).

Acara yang digagas oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta bekerja sama dengan PT Summarecon Agung Tbk, diadakan setiap bulan Mei sejak 2004 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sebagai kawasan yang oleh sejumlah media kuliner dan pengamat boga sering dijuluki "Kota Sejuta Makanan" karena banyaknya ragam makanan yang ditawarkan di kawasan itu, menjadikan makanan dan minuman sebagai daya tarik destinasi wisata belanja di Kelapa Gading memang tak salah.

Paling tidak sejak 1990-an, kawasan tersebut sudah dikenal sebagai tempat tujuan untuk menikmati berbagai pilihan makanan dan minuman. Bukan hanya di kalangan warga Jakarta, tetapi tak sedikit pula warga luar Jakarta yang berkunjung ke tempat itu, untuk menikmati makanan pilihan mereka. Di antara mereka, ada pula warga asing, baik yang memang merupakan wisatawan mancanegara maupun warga asing yang menetap di Jakarta.

Tak ingin hanya dikenal sebagai kawasan untuk menikmati makanan dan minuman, Mal Kelapa Gading yang dikelola Summarecon juga mencoba menampilkan karya dan produk dalam negeri. Di salah satu sudut mal itu yang diberi nama "The Catwalk", puluhan perancang busana Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menampilkan dan menjual rancangan-rancangan desain busana dan aksesoris terbaru mereka.

Berbekal hal itulah, Summarecon lalu menggandeng Dinas Pariwisata DKI Jakarta untuk menyelenggarakan JFFF. Penyelenggaraan kali ini diadakan selama sepuluh hari penuh, mulai 15 sampai 25 Mei 2008. Selain puluhan acara mode, kecantikan, makanan, dan hiburan yang menampilkan sejumlah artis terkemuka, JFFF 2008 juga akan dimeriahkan dengan karnaval bertajuk "Gading Carnival" dan pesta kmbang api di sepanjang jalan Boulevard Raya, Sabtu (24/5) petang mulai pukul 18.00 WIB.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, menyambut baik aktivitas JFFF 2008. Menurutnya, mode dan makanan nusantara merupakan salah satu ungkapan seni budaya Indonesia dan juga merupakan daya tarik bagi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Menbudpar juga menyinggung perlunya keterlibatan usaha kecil dan menengah, untuk ikut dikembangkan usahanya dalam kegiatan seperti itu. Hal senada juga dinyatakan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. JFFF, diharapkannya dapat merangsang kreativitas para pengusaha Jakarta, khususnya dari usaha mikro, kecil, dan menengah, untuk meningkatkan kualitas produk-produknya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Arie Budiman, menambahkan bahwa acara ini diharapkan dapat pula mengangkat citra positif kepariwisataan Jakarta di level nasional dan internasional. Harapan yang juga diungkapkan beberapa pelaku industri pariwisata di Jakarta.

Dibandingkan dengan Bali dan DI Yogyakarta, Jakarta semakin destinasi pariwisata memang belum begitu menjadi pilihan. Apalagi bila ingin mengembangkan wisata alam, rasanya hampir tak mungkin diadakan di tengah kota Jakarta. Andalan objek wisata di Jakarta saat ini bisa dibilang hanya gedung-gedung bersejarah seperti kawasan Kota Tua dan puluhan museum yang tersebar di berbagai tempat di Jakarta.

Namun mengandalkan wisata budaya seperti itu saja, dapat dikatakan kurang mampu mengembangkan potensi wisata di Jakarta. Upaya menyelenggarakaan JFFF dan juga berbagai kegiatan wisata yang berupaya mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja, merupakan hal yang tepat.

Walaupun demikian, setelah memasuki tahun kelima penyelenggaraan JFFF tampaknya yang kini harus mulai diusahakan adalah mencoba melibatkan agensi-agensi pariwisata mancanegara dan sekaligus juga para buyer dari luar negeri.

Seperti dikatakan Ketua Umum APPMI Taruna Kusmayadi, "Impian APPMI adalah di kemudian hari JFFF akan menjadi fashion week dan food week mengikuti standar internasional dan mengundang para buyer internasional, sehingga dapat menyejahterakan lebih banyak masyarakat Indonesia di berbagai sektor." Suatu impian yang tentu saja tak terlalu berlebihan.

Sumber: www.suarapembaruan.com (28 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts