Deen Haag - Indonesia kembali tampil pada Tong Tong Festival di Den Haag, Belanda yang berlangsung mulai 21 Mei hingga 2 Juni 2008. Delegasi Indonesia yang dipimpin Sekditjen Pemasaran Depbudpar Noviendi Makalam terdiri atas pelaku bisnis pariwisata, Pemda Provinsi Sulut, Depbudpar, dan tim kesenian (penyanyi dan pemain musik dari Maluku, penari, designer dan model) serta grup band Slank yang akan manggung pada Malam Indonesia di gedung Museon, Den Haag.
Depbudpar pada event Pasar Malam Tong Tong (Tong Tong Festival) kali ini membuka stand seluas 25 meter untuk promosi, kontak bisnis, maupun pelayanan informasi Kebudayaan dan Kepariwisataan Indonesia kepada para pengunjung festival terbesar di Belanda tersebut, yang tahun lalu mencapai sekitar 130 ribu pengunjung.
Menurut rencana pada 23 Mei 2008 di Wisma KBRI Den Haag akan digelar acara bisnis dialog dan table top sebagai pertemuan bisnis antara 7 perusahaan biro perjalanan wisata (tour and travel) dari Jakarta, Bandung, Maluku, Makassar, dan Kalimantan dengan para tour operator dan wholeseler setempat. Saat mengawali bisnis dialog, Sekditjen Noviendi Makalam mempresentasikan program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 kepada tamu undangan dari kalangan pebisnis, travel industri, dan media (jurnalis) yang hadir dalam acara itu. Acara kemudian dilanjutkan dengan gala dinner disertai dengan pergelaran kesenian dan fashion show. Misi promosi ke Negeri Belanda ini merupakan hasil kerjasama antara KBRI Den Haag dengan Depbudpar.
Dirjen Pemasaran Depbudpar, DR Sapta Nirwandar, seperti disampaikan oleh Sekditjen Noviendi Makalam mengatakan, Belanda merupakan pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. "Hubungan sejarah yang panjang antara Indonesia-Belanda mendorong masyarakat kedua negara untuk saling mengadakan kunjungan. Tahun 2006 jumlah wisatawan Belanda yang berkunjung ke Indonesia mencapai 110.272 kunjungan dengan rata-rata lama tinggal sekitar 20,45 hari dan pengeluaran mencapai US$ 1.365/orang per kunjungan."
Penyelenggaraan Pasar Malam Tong Tong 2008 kali ini memiliki arti khusus karena memasuki usia ke-50 ditandai dengan perayaan golden jubilee, yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni budaya, festival musik, fashion show, makanan khas, serta parade seni dan budaya. KBRI Den Haag bekerjasama Depbudpar memanfaatkan acara tersebut untuk kegiatan promosi tourism, trade, and investment (TTI). Pada festival tahun ini KBRI akan membuka Indonesia Pavillun untuk menampilkan TTI dan berbagai seni budaya Indonesia, dalam rangka menarik kunjungan wisatawan dan investasi dari Belanda maupun negara-negara Eropa.
Sumber: www.budpar.go.id (17 Mei 2008)