Bandar Lampung - Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menggelar Gelar Budaya Lampung di lapangan GOR Saburai Bandar Lampung Rabu (18/6) hingga Jumat (20/6). Acara tersebut diselenggarakan untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Lampung sekaligus menyambut visit Indonesia Year 2008.
Kepala Sub Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tradisional Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pa riwisata Sudiono kepada wartawan di gedung Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung, Selasa (17/6) mengatakan, sebagai bagian dari agenda besar Depbudpar untuk menjaring wisatawan melalui tahun kunjungan wista Indonesia 2008, gelar budaya merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan suku bangsa Indonesia.
"Untuk bisa memperkenalkan kepada masyarakat internasional, masyarakat kita harus memahami negara kita merupakan negara dengan banyak budaya. Pengenalan multikultur akan membawa masyarakat kita kepada sikap saling menghargai dan menghormati kultur atau suku bangsa lainnya," ujar Sudiono.
Gelar Budaya Lampung merupakan gelar budaya kelima yang diselenggarakan Depbudpar. Gelar budaya pertama diselenggarakan di Sumenep Jawa Timur tahun 2004. Gelar budaya pertama diselenggarakan dengan latar belakang konflik antar suku bangsa Dayak dan Madura.
"Kami ingin mengantisipasi kesalahpahaman antar suku bangsa dengan kegiatan, semua suku bangsa itu sama dan sederajat. Gelar budaya diselenggarakan untuk menumbuhkan sikap toleransi antara suku bangsa dan saling mencintai," ujar Sudiono.
Berbekal latar belakang tersebut, gelar budaya untuk tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan misi memperkenalkan keanekaragaman budaya di suatu daerah kepada masyarakat di daerah itu sendiri dan kepada masyarakat pendatang. Gelar budaya kedua pada 2005 diselenggarakan di Sulawesi Utara; ketiga di Sulawesi Selatan dengan mengangkat lima suku bangsa di wilayah tersebut pada 2006; pada 2007 diselenggarakan di Kalimantan Barat; dan pada 2008 diselenggarakan di Lampung.
Kepala Sub Direktorat Lingkungan Budaya Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Dewi Indrawati, mengatakan, untuk budaya Lampung sendiri, masyarakat Lampung akan kembali diingatkan bahwa Lampung asli terdiri atas Lampung pesisir atau Saibatin dan Lampung pedalaman atau Pepadun. Kedua etnis tersebut berbeda dalam hal dialek bahasa, sistem pewarisan kepemimpinan adat, dan sistem pembagian daerah.
"Selain kedua suku bangsa tersebut, di Lampung juga banyak pendatang yang sudah lama menetap. Kami akan menyatukan keanekaragaman tersebut dan perkembangan budaya masyarakat dalam gelar budaya," ujar Dewi.
Dengan alasan tersebut, gelar budaya yang dimaksudkan untuk menggali budaya Lampung sekaligus sebagai daya tarik untuk mengundang kunjungan wisatawan akan diisi dengan acara diskusi budaya, pameran foto Lampung, pameran budaya Lampung, aneka lomba permainan tradisional, pemutaran film, hingga atraksi seni dan budaya dari seluruh Lampung. Acara tersebut juga bertepatan dengan Festival Begawi yang menandai hari jadi Bandar Lampung. (HLN)
Sumber: entertainment.kompas.com (17 Juni 2008)