Nasi Gemuk dan Jus Pinang
Nasi gemuk atau nasi uduk termasuk masakan favorit di Jambi. Biasanya, nasi gemuk disantap pagi hari sebagai menu sarapan, selain lontong. Salah satu pedagang nasi gemuk yang dikenal di Jambi adalah pasangan suami-istri Maliner (28) dan Yusmawardi alias Yus (35), yang berjualan di bilangan Jl. Jend. Sudirman.
Maliner membuat nasi gemuk dari bahan-bahan beras, santan, daun pandan, daun salam, dan daun jeruk. "Caranya, beras dicampur bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, diaron, lalu dikukus selama sejam," ujar Maliner yang mengerjakannya malam hari. "Jadi, begitu dijual pagi harinya tinggal dipanasi," lanjut ibu 4 anak yang buka jam 6 pagi hingga 12 siang.
"Soalnya, jualan saya khusus untuk sarapan. Biasanya sampai antri. Ada juga yang minta diantar. Jadi sayalah yang mengantar ke sana," ujar Maliner mengaku dalam sehari nasi gemuk bisa laku 50-100 porsi.
Sebagai ‘teman‘ nasi gemuk, cukup tambahan kerupuk, telur, kacang tanah, teri , timun, bawang goreng, dan acar. "Lalu ditambah telur rebus atau mata sapi. Tak perlu ayam goreng," lanjut Maliner yang menjual seporsi nasi gemuk dengan harga Rp 4000.
Maliner baru 4 bulan berjualan nasi gemuk di lokasi itu. "Dulu saya kerja di rumah makan. Salah satu menu yang dijual di situ nasi gemuk. Jadi, sambil jualan saya perhatikan cara meramu nasi gemuk yang enak dan lezat. Nah, setelah menikah, saya sempat berhenti kerja karena melahirkan. Setelah anak empat orang, saya pun buka usaha sendiri bersama suami," lanjut Maliner.
Jika Maliner bertanggungjawab terhadap nasi gemuk, maka sang suami, Yus, mengurusi jus pinang, yang juga merupakan jus favorit warga Jambi. "Juice ini banyak khasiatnya, di antaranya meningkatkan stamina, melancarkan peredaran darah, ketahanan tubuh, dan masuk angin," ujar Yus menimpali.
Satu gelas jus pinang segar dibuat dari 4 buah pinang, gula merah, jahe merah, pandan, serai, cengkeh, dan kulit manis. "Semua bahan diblender jadi satu. Setelah itu siap diteguk," lanjut Yus yang dalam seminggu bisa menghabiskan 4 tandan pinang. Satu tandan berisi ratusan buah. "Sehari bisa jual 10-20 gelas. Harga segelasnya Rp 5000 dan Rp 7000 jika ditambah telur."
Tempoyak
Salah satu warung tempoyak di Jambi adalah Kedai Ombai yang terletak Jl. Jelanai Pur. Kedai yang dikelola Fachridawatirazi (50) yang sehari-hari karyawan PNS ini sudah buka dejak 1,5 tahun lalu.
Fachrida melihat belum ada yang buka warung tempoyak di sana. Makanya, ia kemudian membuka Kedai Ombai.
Di Jambi, kedai Ombai satu-satunya kedai yang menyediakan masakan khas Jambi, yakni tempoyak. "Tempoyak dibuat dari durian yang ‘digosongkan.‘ Bisa tahan setahun, lho," kata Aris Budi Prasetyo yang dipercaya mengelola Kedai Ombai.
Ada beberapa menu andalan yang paling disukai, antara lain Tempoyak Gurame, Tempoyak Patin, Tempoyak Udang dan Gurame Kerutup serta Malbi (masakan daging hitam seperti rendang). "Meski berbahan dasar durian, tapi setelah diolah, rasa duriannya hanya sedikit."
Tempoyak patin, ulas Aris, bahannya ikan patin dengan bumbu-bumbu tempoyak, cabe rawit, cabe merah, kunyit dan sere. "Cara membuatnya, semua bumbu dihaluskan kemudian diberi air masak sampai mendidih. Setelah itu tempoyak dimasukkan dan terakhir masukkan ikan. Satu ekor ikan bisa dipotong jadi empat bagian." Dalam sehari, Kedai Ombai bisa menjual 4 kg patin.
Harga tempoyak di Kedai Ombai bervariasi dari Rp 5.500 per potong hingga Rp 19.000 per pors. "Pelanggan yang datang beragam, dari pejabat hingga artis ibukota," kata Artis seraya menyebut nama Micky dan Haikal AFI. Kedai yang buka sejak pukul 8 pagi hingga 10 malam ini tak jarang juga menerima pesanan untuk arisan, perkawinan, atau acara ulang tahun.
Srikaya Muso, Gandus
Jika Anda pergi ke Jambi, jangan lupa beli kue khas Jambi, Srikaya Muso, Gandus dan Padamaran. Adalah pasangan suami istri Junaidi (40-an) dan Wilda (40-an) yang menjual kue-kue ini dengan merek Malvinas. Pabrik merangkap rumah mereka terletak di Lorong Ikhlas. Selain menjual kue khas Jambi mereka juga menjual ratusan jenis kue basah.
Awalnya, Jun, begitu sapaan Junaidi, memperkenalkan kue-kue khas Jambi ini dengan menjual berkeliling kota Jambi dengan gerobak roti. "Saya meneruskan usaha kakak di Lampung. Kakak saya paling pintar buat kue. Begitu saya pindah Jambi tahun 94‘ saya mulai cari tahu apa kue khas Jambi yang harus dikembangkan."
Salah satu kue yang paling disuka yakni gandus. Bahan gandus dari tepung beras, sagu,santan dan daun. Bumbunya, bawang putih dihaluskan, cabe dipotong-potong kecil dan santan diaduk. Setelah bahan dicampur lalu tambah garam.
Untuk mencetaknya ada dua macam, satu cetakan bulat ada juga yang ditaruh dalam loyang dan dikukus selama 10 menit. Setelah matang, kemudian dipotong-potong. Sebelum disiapkan kue dihias dulu atasnya dengan taburan udang, ebi, ayam, daging giling atau abon ikan.
Soal rasa, tak perlu ditanya. "Legit dan gurih seperti bubur ayam. Legit karena ada campuran tepung beras," lanjut bapak dua anak yang mengaku akan terus mempertahankan kue-kue khas Jambi agar tak punah.
Yang jelas, meski promosinya cuma dari mulut ke mulut, kue-kue Jun banyak dipesan untuk acara perkawinan, ulang tahun, arisan dan acara-acara kantoran. (Nova/Debbie Safinaz)
Sumber: www.mediaindonesia.com (1 Agustus 2008)