Promosi pariwisata Bali agar dipusatkan di Asia

Denpasar, Bali - Promosi yang dilakukan pemerintah dan komponen pariwisata Bali hendaknya bisa dipusatkan di pasar utama yakni di kawasan Asia, mengingat dana yang disediakan pemerintah relatif sedikit.

Pemasaran wisata bisa dilakukan di China, Malaysia, India, dan Jepang disamping Jerman, Inggeris dan Rusia, kata Pimpinan Bank Indonesia Denpasar, Viraguna Bagoes Oka dalam laporan kajian ekonomi Bali, tadi malam.

Pelancong asal negara-negara Asia Pasifik masih mendominasi kedatangan turis asing ke Bali, sebab masyarakat Jepang masih menetempati urutan pertama yakni sebanyak 173.003 orang selama Januari - Juni 2008.

Menyusul turis asal Australia sebanyak 131.607 orang, masyarakat Taiwan ada diurutan ketiga sebanyak 72.445 orang dan Korea Selatan pada peringkat empat sebanyak 69.482 orang dan China berada di urutan kelima.

Turis China yang masuk dalam lima besar negara penyumbang turis mancanegara ke Bali masih perlu ditingkatkan mengingat negeri yang berpenduduk terpadat di dunia itu ada sekitar 34 juta wisman China pergi ke luar negeri setiap tahun.

Mereka yang berlibur ke Bali relatif sedikit yakni sekitar 0,02 persen, oleh sebab itu para komponen pariwisata daerah ini perlu kreatif menciptakan berbagai atraksi wisata agar pelancong asal China lebih bergairah ke Bali.

Mengingat kecilnya dana promosi pariwisata yang disediakan pemerintah propinsi Bali, maka pasar utama wisatawan mancanegara di kawasan Asia yang jaraknya relatif dekat harus lebih gencar digarap demi efisiensi anggaran.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Gede Nurjaya pernah mengumumkan bahwa anggaran promosi untuk sektor pariwisata Bali tahun 2008 hanya sebanyak Rp5,17 miliar atau berkurang 19 persen jika dibandingkan 2007 Rp6,38 miliar.

Anggaran sebanyak itu tentu tidak akan mencukupi untuk berpromosi secara optimal, sebab dana yang ada akan dimanfaatkan untuk pemasaran di dalam dan di luar negeri, termasuk untuk mencetak brosur dan iklan di media massa.

Dia mengakui, dana promosi pariwisata yang disediakan itu sangat ironis dan sedikit aneh, sebab jumlah masyarakat internasional yang berlibur ke Pulau Dewata bertambah banyak bahkan sudah mencapai angkat di atas satu juta.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi Bali, Drs Ida Komang Wisnu, MA di Denpasar, menyebutkan dunia pariwisata hendaknya diberikan perhatian lebih besar mengingat, sektor ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.

Pertumbuhan ekonomi Bali berdasarkan kenaikan PDRB triwulan II-2008 dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) mencapai 2,92 persen, namun dibandingkan triwulan yang sama 2007 (y-on-y) ekonomi Bali tumbuh 5,08 persen.

Sementara besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2008 mencapai Rp12,11 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp6,15 triliun, kata Komang Wisnu menjelaskan.

Dari besaran PDRB atas dasar harga berlaku tersebut, 28,97 persen disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sebesar 17,95 persen sektor pertanian dan 15,36 persen oleh sektor jasa-jasa.

Jadi melihat hasil angka tersebut maka sektor pariwisata atau kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri yang berlibur ke pulau Dewata mampu menggerakkan perekonomian daerah ini, demikian Komang Wisnu menjelaskan. (rik//j01/ann)

Sumber: www.waspada.co.id (19 September 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts