Acara Adat Perang Ketupat 2008

Tempilang, Bangka Barat - Sejak pagi hujan mengguyur kawasan Pantai Pasir Kuning Desa Air lintang Kecamatan Tempilang. Namun suasana Minggu (24/8) yang kurang cerah itu tidak menyurutkan semangat masyarakat Bangka dan sekitar menyaksikan acara adat Perang Ketupat. Bahkan tahun ini, acara tanpak lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Acara adat Perang Ketupat berjalan secara tertib, lancar dan harmonis. Begitu pula dengan ribuan masyarakat yang datang menyaksikan tradisi tersebut. Mereka rela bermandikan air hujan demi menyaksikan ritual adat yang digelar setahun sekali setiap bulan Sya`ban di Tepi Pantai Pasir Kuning Tempilang ini.

Ruwah dan Pesta Adat Perang Ketupat tahun ini dihadiri oleh Bupati Bangka Barat H Parhan Ali, Sekda Bangka Barat Ramli Ngadjum dan para kepala dinas di lingkungan Pemkab Bangka Barat, Kapolres Bangka Barat, Salim Holian mewakili Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Unsur Tripika Kecamatan Tempilang serta para undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Panitia Ruwah dan Pesta Adat Perang Ketupat tahun 2008, Maryudi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pemkab Bangka Barat serta para sponsor maupun pihak lainnya yang telah ikut memberikan bantuan materil maupun bantuan lainnya, sehingga bantuan tersebut dapat berjalan dengan baik.

"Kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarkan kepada pihak Pemprov Babel, Pemkab Bangka Barat dan para sponsor serta pihak-pihak yang ikut membantu hingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik," ungkap Maryudi.

Sementara, Bupati Bangka Barat Parhan Ali pada kesempatan tersebut mengungkapkan pihaknya sangat mendukung tradisi Ruwah dan Pesta Adat Perang Ketupat yang dilakukan setiap tahun di Kecamatan Tempilang.

“Terima kasih dan penghargaan setingginya saya sampaikan kepada masyarakat Kecamatan Tempilang atas upaya pelestarian adat dan budaya Perang Ketupat serta sedekah kampung ini,” ujar Parhan.

Bupati berharap adat dan budaya tersebut dapat dipertahankan dan dikembangkan, sehingga mampu menjadi andalan pariwisata di Bangka Barat maupun Bangka Belitung.

Ia juga berharap kepada seluruh lapisan masyarakat Negeri Sejiran Setason agar bahu membahu dan bersinergi mengisi kemerdekaan dengan pembangunan diberbagai bidang, termasuk pembangunan dan pengembangan budaya maupun adat yang mengakar di masyarakat.

Menurut Parhan, budaya maupun adat di masyarakat tersebut memiliki nilai kepatuhan terhadap alam dan sang penciptanya. Menumbuhkan nilai kebersamaan maupun kearifan lokal serta dapat dikembangkan dalam membangun pariwisata dan sumber daya manusia di Bangka Barat.

Dikemas Lebih Baik
Sementara itu Salim Holian mewakili Gubernur Babel mengatakan Pemprov Babel sangat mendukung tradisi adat perang ketupat.

Bahkan menurutnya perang ketupat dan beberapa tradisi masyarakat lainnya di Negeri Serumpun Sebalai telah dipromosikan ketingkat nasional hingga internasional sebagai agenda pariwisata Provinsi Babel.

“Sekarang ini yang jadi permasalahan bagi kita adalah tentunya kita akan upayakan acara ini dikemas lebih baik. Baik dalam pelaksanaannya maupun tempat pelaksanaan mesti kita tata secara rapi. Mungkin nanti Pemkab Bangka Barat akan menata tempat-tempat rekreasi ini termasuk jalan-jalan dan fasilitas lainnya,” jelas Salim.

Lebih lanjut Salim mengatakan pesta adat perang ketupat tersebut nantinya akan lebih banyak dikunjungi serta dikenal wisatawan dari povinsi lain dan wisatawan mancanegara. Karena event tersebut merupakan objek pariwisata yang potensial bagi propinsi Babel. (suhendri)

Sumber: www.bangkapos.com (26 Agustus 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts