Denpasar, Bali- Instrumen musik tradisional Bali (gamelan) mempunyai unsur keistimewaan yang tidak ada pada jenis musik lain di berbagai negara di belahan dunia, sehingga mampu menarik perhatian orang luar negeri untuk mempelajarinya.
"Keistimewaan itu menyangkut sistem `ngembang isep` (pelarasan) dan `kotekan` (variasi), kata Ketua Sanggar Manika Santi Denpasar I Wayan Sinti MA yang berpengalaman mengajar gamelan Bali di sejumlah perguruan tinggi seni di Amerika Serikat di Denpasar Kamis.
Ia mengatakan, berkat unsur keistimewaan pada gamelan Bali menjadikan tabuh dan tari Bali mengalami perkembangan yang pesat di sejumlah negara di belahan dunia.
Hal itu secara tidak langsung memberikan dampak positif terhadap pencitraan Indonesia, khususnya Bali di dunia internasional.
"Sanggar seni yang mengajarkan tabuh dan tari Bali berkembang di Jepang, Amerika Serikat, Kanada dan sejumlah negara lainnya," ujar Wayan Sinti yang mendapat kepercayaan sebagai dosen gamelan Bali di University Taronto Kanada.
Demikian pula sebagian besar dari 58 mahasiswa mancanegara yang sedang belajar tabuh dan tari Bali di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, senantiasa lebih memantapkan kemampuannya kepada seniman lokal.
"Puluhan mahasiswa asing itu minimal dua kali seminggu belajar tabuh dan tari Bali di luar kampus," ujar I Wayan Sinti.
Dengan dua perangkat gamelan Manika Santi dan Siwanada dapat mengajarkan kepada mahasiswa asing untuk memainkam berbagai jenis instrumen gamelan Bali.
Kedua perangkat gamelan hasil ciptaannya sendiri itu masing-masing menggunakan sebelas jenis instrumen yang mampu berfungsi ganda untuk melakoni sedikitnya 30 jenis gamelan yang ada di Bali.
Dengan kedua jenis gamelan yang dirancang sedemikian rupa memudahkan mahasiswa asing untuk mempelajari aneka jenis gamelan Bali, ujar Wayan Sinti, alumnus pascasarjana San Diego State University California, Amerika Serikat.(*)
Sumber: www.antara.co.id (4 September 2008)