Kereta Api Uap Diarahkan untuk Mendorong Pariwisata Kota Solo

Solo, Jawa Tengah - Realisasi pengembangan kereta api uap kuno di dalam Kota Solo diperkirakan paling cepat tahun 2009. Pengembangan tersebut diharapkan dapat kian mendorong kemajuan sektor pariwisata di Kota Solo, khususnya untuk mendukung world heritage cities yang kini terus dikampanyekan pemerintah daerah setempat.

Dalam setengah tahun ini, kami akan matangkan rencana ini dengan PT KA dan konsultan kami sehingga 2009 baru mungkin dimulai. Intinya, Wali Kota sangat berharap rencana ini terealisasi karena akan sangat menunjang pariwisata di Solo, ujar Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Solo Y Herman, Rabu (6/8).

Potensi pengembangan kereta api uap kuno di dalam Kota Solo sangat besar. Saat ini, Solo merupakan salah satu kota di Indonesia yang masih memiliki jalur rel kereta api di dalam kota. Jalur rel tersebut kini dimanfaatkan KA feeder jurusan Solo-Wonogiri. Jalur kereta api dalam kota itu yang rencananya dipakai untuk pengembangan kereta api uap kuno dalam kota.

Selain tersedianya jalur rel dalam kota, Solo memiliki obyek-obyek wisata andalan di sepanjang jalur rel sebagai daya tarik seperti museum batik, Laweyan, keraton, dan Sungai Bengawan Solo. Dengan demikian, keberadaan kereta api uap kuno di tengah kota akan sangat membantu pengembangan wisata di kota budaya ini. Harapan kami, kereta api kuno ini akan mendukung ke wisata, khususnya dengan adanya Konferensi Wali Kota Pusaka se-Dunia di Solo (Oktober 2008).

Kami akan mencoba dengan berbagai cara, misalnya dengan alternatif meminjam loko dan kereta milik PT KA di Ambarawa, kata Herman. Mengenai anggaran yang dibutuhkan, Herman mengaku, dana yang dibutuhkan Rp 1,5 miliar. Direktur Pengelolaan dsign79, Oka Zakaria, selaku konsultan program pengembangan kereta api uap kuno di Kota Solo, menuturkan, kereta api uap yang dikembangkan ini berkonsep tur dalam kota. Jarak tempuh sepanjang 20 kilometer mulai dari Stasiun Purwosari sampai di tepi Sungai Bengawan Solo.

Tur dengan kereta uap akan mengunjungi berbagai obyek yang ada di sepanjang jalur seperti museum batik, Laweyan, rumah loji, keraton, Kampung Batik Kauman, dan Stadion Sriwedari, kata Oka. Loko akan diambilkan dari Ambarawa, yakni Loko C1218 buatan tahun 1927 berbahan bakar kayu jati. Dua unit kereta diambilkan masing-masing dari Ambarawa dan Magelang, Jawa Tengah. (HAN)

Sumber: cetak.kompas.com (7 Agustus 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts