Masjid Santren Bagelen

Purworejo, Jawa Tengah- Purworejo dikenal menyimpan banyak benda purbakala yang masuk kategori benda cagar budaya (BCB). Salah satunya adalah Masjid Santren atau juga dikenal Masjid Kiai Baidlowi yang terletak di Dusun Santren, Desa/Kecamatan Bagelen, Purworejo. Masjid ini merupakan masjid tertua di wilayah Bagelen karena dibangun sekitar tahun 1618 M pada saat kejayaan Kerajaan Mataram Islam di bawah pimpinan Raja Sultan Agung.

Dari sejumlah sumber sejarah yang berhasil dilacak Suara Merdeka, Masjid Santren ini dibangun oleh arsitek Kasan Muhammad Shufi atas perintah istri Raja Mataram Sultan Agung sebagai hadiah atas perlawanan Kiai Baidlowi yang membantu Mataram melawan pemerintah Belanda.

Sebagai salah satu bukti bahwa Masjid Santren dibuat atas perintah istri Raja Mataram, di salah satu tiang Rawa dekat mihrab terdapat sebuah prasasti dalam huruf Arab, yang artinya; "Masjid ini dibangun di negeri yang agung untuk leluhur yang sudah meninggal atas perintah istri Sultan Mataram, diberikan kepada ustadz Baidlowi dan sebenarnya yang membuat masjid ini Khasan Muhammad Shufi, semoga dia mendapat ridla Allah, berupa nikmat dunia dan akhirat dan ditetapkan imannya".

Dari prasasti tersebut diketahui bahwa Masjid Santren dibangun oleh Khasan Muhammad Shufi saat kejayaan Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Karena masjid Santren memiliki nilai sejarah, maka masjid ini termasuk dalam bangunan cagar budaya. Menurut Kiai Widodo Haryoko (56), pengurus Ta’mir Masjid Santren, nama lain Khasan Muhammad Shufi adalah Adipati Pragolopati seorang prajurit dari Mataram.

Saat itu Pragolopati dikejar-kejar oleh tentara Belanda. Dia melarikan diri dari arah utara masuk ke wilayah Bagelen dan bersembunyi di tempat seorang ulama bernama Kiai Baidlowi. Kiai Baidlowi bahkan turut membantu Pragolopati dalam peperangan melawan Belanda.

Atas jasanya itulah, Pragolopati melaporkan ke Mataram. Selanjutnya oleh istri Raja Mataram, Kiai Baidlowi dibangunkan sebuah masjid yang diarsiteki oleh Pragolopati alias Khasan Muhammad Shufi pada 1618.

Masjid Tertua
Masjid Santren termasuk masjid tertua di wilayah Bagelen dengan arsitektur tradisional Jawa dengan atap tajuk tumpang satu. Kontruksi kayu serta gonjo Masjid Santren sama dengan yang ada di Masjid Menara Kudus dan Masjid Kajoran Klaten. Di kayu blandar yang menghubungkan tiang-tiang masjid terdapat ukiran yang sangat menawan.

Masjid ini terdiri empat tiang soko guru berbentuk bulat setinggi sekitar tujuhmeter dan berdiameter 40 cm serta 12 soko rowo. Selain itu masjid ini juga memiliki mimbar dari kayu jati yang penuh dengan ukiran unik dan mencerminkan karya seni tingkat tinggi.

Hadiah masjid ini kepada Kiai Baidlowi mencerminkan keadaan pertahanan Mataram yang sangat bergantung pada hubungan baiknya dengan Bagelen. Keberadaan masjid ini menandai perkembangan Islam di wilayah Bagelen pada masa pemerintahan Sultan Agung.

Kiai Baidlowi beserta puteranya RKH Chasan Moekibad dimakamkan di areal masjid ini. Para peziarah di hari-hari besar Islam banyak yang berkunjung ke tempat ini.

"Di areal masjid ini juga ditemukan makam Adipati Pragolopati alias Khasan Muhammad Shufi yang membangun masjid ini," ungkap Widodo. (Nur Kholiq /CN09)

Sumber: www.suaramerdeka.com (4 September 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts