Purworejo - Sekilas Anda mungkin merasa heran mendengar nama masjid yang satu ini. Biasanya masjid diberi nama-nama dari Bahasa Arab, seperti Baitul Muttaqin, Darul Mukminin, Darul Muttaqin, dan lain-lain. Namun, masjid yang terletak di Dusun Kauman, RT 02/RW 02 Desa Jenarkidul, Kecamatan Purwodadi, Purworejo ini memiliki nama yang kurang lazim, yaitu Masjid Tiban.
Nama itu memang terdengar aneh. Tapi tentu saja saja ada sejarah atau asbabul al nuzul yang melatarbelakangi pemberian nama tersebut. Secara etimologi Jawa, “Tiban” berarti “kejatuhan” atau dengan konotasi lain “ada secara tiba-tiba”. Lantas apa kaitannya dengan masjid tersebut?
Ya, masyarakat di sekitar Masjid Tiban percaya sejumlah benda kuno (purbakala) yang ada di masjid tersebut adalah tiban. Rasanya memang sulit dirasionalisasikan. Namun itulah fakta historis-sosilogis yang melingkupi sejarah masjid.
Imam Masjid Tiban, M Djalal Sujuti BA mengungkapkan, Masjid Tiban diperkirakan berdiri bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung Demak. "Gaya arsitekturnya kan mirip-mirip Masjid Agung Demak," katanya.
Dia melanjutkan, konon Masjid Tiban dibangun oleh salah satu walisongo, yakni Sunan Kaliga sekitar tahun 1468 M. Namun saat membangun masjid tersebut, Sunan Kalijaga sedang menyamar menggunakan nama Syekh Udan Baring.
Di Masjid Tiban tersimpan tujuh jenis benda purbakala yang ada sejak masjid tersebut berdiri. Pertama, gapura kuno yang terletak di depan masjid. Gapura yang terbuat dari batu bata itu semula hanya direkatkan dengan tanah seperti model bangunan zaman kuno. Namun karena mengalami kerusakan, maka pada tanggal 10 Februari 1991, gapura itu dipugar. Namun bentuk keaslian dari gapura tetap dipertahankan.
Kedua, kolah bundar yang terbuat dari jambangan tanah. Kolah bundar ini pertama kalinya ditemukan di lahan persawahan Jambangan, sekitar 1,5 KM dari masjid. Kolah tersebut selanjutnya diangkat ke masjid dan diletakkan di sebelah selatan masjid. Kolah bundar itu diberi nama Al Musyaffa yang berarti Kolah Pengobatan.
Dipercaya orang yang sakit dan mandi atau minum air dari kolah tersebut akan sembuh. Kepercayaan ini tidak hanya di kalangan warga sekitar, namun tidak sedikit warga dari luar daerah yang juga percaya. Mereka mendatangi masjid tersebut hanya untuk mandi atau mengambil air untuk diminum supaya sakitnya sembuh. Juga ada yang mandi atau minum air supaya keinginanya terkabulkan. Misalnya supaya lulus ujian, mudah mendapatkan jodoh, dan bisa memperoleh pekerjaan. (Nur Kholiq /CN05)
Sumber: www.suaramerdeka.com (9 September 2008)