Jakarta - Upacara Ngaben (pembakaran mayat) Raja Ubud, Tjokorda Gede Agung Suyasa pada 15 Juli 2008 diharapkan dapat mendorong wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Bali.
"Ngaben kali ini sangat spesial karena merupakan upacara kremasi raja," kata Direktur Jenderal Pemasaran, Depbudpar, Sapta Nirwandar, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ngaben untuk Raja Tjokorda ini akan menjadi ngaben terbesar yang pernah ada. Keistimewaan upacara itu sekaligus dimanfaatkan untuk menarik minat wisman berkunjung ke Bali. "Kami juga mempromosikannya di majalah Garuda, majalah Jepang dan TV7 Australia," ujar Sapta.
Sapta menjelaskan sebelum upacara puncak Ngaben pada 15 Juli, beberapa ritual budaya akan dilakukan di antaranya pemandian mayat yang disaksikan oleh seluruh anggota keluarga pada 18 Juni.
Prosesi kebudayaan akan dimulai pada 12 Juli ketika jenazah dipindahkan ke Semanggen, bagian dari sebuah pura yang diperuntukkan bagi raja.
Kemudian, hari selanjutnya akan digelar prosesi Naga Banda yang menampilkan replika naga yang menandakan bahwa jenazah yang akan dikremasi adalah jenazah seorang raja.
Pada 14 Juli, yang merupakan hari lahir sang raja, akan ada acara khusus bagi keluarga untuk mengenangnya. Sementara upacara Ngaben akan dilaksanakan pada 15 Juli di Ubud.
Bulan Juli, Agustus, September merupakan masa puncak kunjungan wisatawan mengingat bulan tersebut merupakan hari libur panjang. Selain ngaben, beberapa acara olah raga internasional di Bali juga diharapkan dapat menarik kedatangan wisman. "Ada ASEAN Bali Beach Game dan lomba lari 10 km," tambah Sapta. (Ant)
Sumber: www.kompas.com (10 Juli 2008)