Pariwisata Magnet bagi Investor Asing

Surabaya - Keseriusan Surabaya menggarap pasar internasional bukan isapan jempol. Hal itu dibuktikan dengan keikutsertaan tim promosi wisata kota Surabaya dalam berbagai ekshibisi dan konferensi pariwisata tingkat dunia. Misalnya ikut dalam International Travel Expo (Juni 2008) di Hongkong dan North Philippine International Tourism Fair (November 2007) di SM City Clark - Pampanga, Filipina. Executive Director Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) Yusak Anshori mengatakan hal itu Kamis (26/6) kemarin.

“Surabaya berhasil menarik perhatian lima travel agent kelas kakap di Filipina untuk berkunjung dan menjelajahi tempat wisata yang ada di Surabaya dan Jawa Timur,” katanya.

Ia menyatakan, selama di Jatim mereka diajak menikmati udara pegunungan Malang juga eksotisme Gunung Bromo. Selain itu, situs Trowulan di Pacet dan tempat-tempat wisata lainnya di Surabaya, termasuk Masjid Sunan Ampel, Klenteng Hong Tiek Han, Kalimas, Masjid Cheng Ho, Balai Pemuda, Gedung Grahadi, Gereja Santa Maria Tak Bercela, Kebun Binatang Surabaya, dan Ciputra Waterpark mendapat perhatian lima travel agent Filipina itu.

Keberhasilan itu bukan cuma wisatawan, tetapi juga para decision maker, yang bergerak di dunia bisnis atau investasi. Artinya pariwisata Jatim bisa jadi magnet atau daya tarik tersendiri bagi investor asing. “Potensi bisnis dan investasi dari luar negeri bisa masuk jika instrumen pendukung yang ada secara berkesinambungan terintegrasi dengan bagus. Sehingga keberhasilan dunia pariwisata bisa memberikan peluang bagi terbukanya berbagai peluang,” katanya.

Yusak Anshori, yang juga menjabat General Manager Surabaya Plaza Hotel, berharap keberhasilan pariwisata Surabaya dan Jawa Timur juga menarik perhatian pelaku bisnis serta investor asing. Sehingga keberhasilan dunia pariwisata membuka peluang baru bagi dunia perdagangan, bisnis maupun investasi.

Perwakilan STPB di Filipina Vernon B Prieto menambahkan, yang mendesak saat ini adalah belum adanya jalur penerbangan langsung Surabaya - Manila. “Seandainya jalur ini dibuka maka akan semakin besar potensi datangnya wisatawan dari Philipina ke Surabaya. Tetapi ekspatriat yang ada di Filipina sebagian besar berasal dari Jepang dan Korea,” ujarnya. (059)

Sumber: www.balipost.co.id (27 Juni 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts