Kupang - Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi pariwisata yang langka di dunia, tetapi keajaiban yang dimiliki objek wisata tersebut belum menjadi sebuah daya tarik yang memikat wisatawan untuk terus berkunjung ke sana.
"Potensi pariwisata kita cukup luar biasa karena tergolong langka di dunia, tetapi masih tetap di titik nol karena pemerintah daerah belum memberi perhatian serius terhadap sektor tersebut sebagai penghasil devisa," kata ekonom DR Yeni Eoh MS di Kupang, Jumat.
Dalam hubungan dengan itu, ia mengharapkan Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 hasil pilkada pada 14 Juni 2008 memberi perhatian penuh pada sektor pariwisata karena potensinya sangat menjanjikan.
Ekonom dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itu kemudian mencontohkan objek wisata Taman Nasional Komodo (TNK) yang dihuni biawak raksasa Komodo (varanus commodoensis) di Pulau Komodo dan Rinca di Manggarai Barat, Pulau Flores.
Danau Tiga Warna di puncak Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, upacara penangkapan ikan paus secara tradisional oleh nelayan Lamalera di Pulau Lembata, Taman Laut Riung di Kabupaten Nagekeo, serta Taman Laut Kepa di Kabupaten Alor.
Belum lagi ritual keagamaan seperti Prosesi Jumat Agung menjelang Paskah di Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur serta beraneka budaya dan kuburan batu para raja di Pulau Sumba.
"Potensi pariwisata kita sangat menjanjikan, tetapi sampai sejauh ini belum dijadikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah. Kita memiliki sumber devisa yang cukup menjanjikan, tetapi kurang mendapat perhatian dari pemerintahan kita," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah perlu merancang agenda dalam mempromosikan pariwisata di daerah ini, karena posisi NTT berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste serta Pulau Bali dan Lombok sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia.
"Turis asing yang sudah lama berlibur di Bali dan Lombok seharusnya kita giring masuk ke NTT melalui Labuanbajo di ujung barat Pulau Flores untuk berkunjung ke Pulau Komodo dan seterusnya ke Kelimutu dan Sumba. Tetapi hal ini tampaknya belum teragendakan dengan baik," ujarnya.
Fasilitas penunjang pariwisata seperti perhotelan dan sarana transportasi serta telekomunikasi, tambahnya, juga perlu menjadi perhatian utama dalam agenda pembangunan pariwisata lima tahun ke depan jika pemerintah bertekad untuk menghidupkan pariwisata di daerah ini.
Pengembangan sektor pariwisata ini, menurut dia, akan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata seperti menyediakan souvenir untuk kebutuhan para wisatawan serta hasil olahan lain yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
"Objek wisata kita termasuk langka di dunia tetapi masih berada di titik nol karena pemerintah belum memberi perhatian penuh pada sektor pariwisata sebagai salah satu agenda utama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan," katanya. (Ant/OL-01)
Sumber: www.mediaindonesia.com (13 Juni 2008)