Kediri - Pengembangan objek wisata Gunung Kelud yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur sejak 2003 lalu, kini kian terhambat.
Kabag Humas Pemkab Kediri, Sigit Rahardjo, mengatakan, sampai saat ini pembangunan jalan menuju kawasan Gunung Kelud hampir rampung tetapi terhambat status gunung berapi tersebut.
"Tapi kami tidak bisa melanjutkan lagi karena sesuai rekomendasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) radius 1,5 kilometer dari kawah harus benar-benar steril mengingat sampai sekarang statusnya masih Waspada (Level II)," katanya.
Sebelumnya Pemkab Kediri telah meminta penjelasan mengenai kondisi gunung berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut yang mengalami puncak krisis pada 3 November 2007 lalu.
"Penjelasannya seperti yang sudah kita ketahui bersama. PVMBG belum berani menurunkan status karena masih sering terjadi gempa tremor," kata Sigit.
Oleh sebab itu, Pemkab Kediri pun tidak mempermasalahkan dana APBD yang mencapai lebih dari Rp30 miliar yang sudah telanjur digunakan untuk membangun infrastruktur di Gunung Kelud.
Bahkan sampai saat ini pelebaran jalan dan perbaikan kualitas aspal jalan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar menuju kawah terus dilakukan meski terhenti di 1,5 kilometer menjelang kawah yang kini berubah bentuk berupa kubah lava itu.
"Kami juga belum berniat mengalihkan dana itu ke pengembangan objek wisata lainnya," kata Sigit menjelaskan.
Ia menambahkan, meski danau kawah telah tergantikan oleh kubah lava, namun Gunung Kelud masih memiliki daya tarik tersendiri terutama sejak mengalami puncak krisis.
Sebelumnya Kepala PPGA Kelud, Khoirul Huda kepada wartawan menjelaskan, aktivitas vulkanis dari dalam kubah lava itu diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga dua tahun ke depan.
"Selama dua tahun ini PVMBG masih akan terus melakukan evaluasi, apakah statusnya tetap Waspada seperti sekarang atau diturunkan," katanya.
Kendati sampai saat ini kawah Gunung Kelud tertutup untuk umum, namun sejumlah wisatawan masih saja nekat dengan menerobos pintu besi yang dipasang satu kilometer menjelang Terowongan Ampera.
Sumber: www.mediaindonesia.com (17 Juni 2008)