Pekanbaru, Riau- Walikota Pekanbaru Herman Abdullah mengatakan, "Petang Megang" yang merupakan ritual menyambut Ramadan akan dikembangkan sebagai agenda pariwisata tahunan.
"Petang Megang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai agenda pariwisata tahunan Pekanbaru," kata Herman Abdullah usai penyelenggaraan Petang Megang di bantaran Sungai Siak, di Pekanbaru, Minggu.
Ia menjelaskan, Petang Megang adalah tradisi Melayu yang dilakukan secara turun temurun setiap pergantian bulan Saban untuk menyambut Ramadan. Tradisi tersebut biasa di lakukan pada sore terakhir sebelum melakukan ibadah shalat tarawih, yakni dengan cara memandikan diri dengan air limau (Balimau Kasai).
Dalam penyelenggaran tahun ini, traidisi Petang Megang diramaikan dengan lomba menangkap itik di Sungai Siak. Puluhan pemuda menggunakan sampan saling beradu ketangkasan untuk mendapatkan itik yang dilepaskan ke sungai.
"Lomba menangkap itik merupakan variasi yang sebenarnya tidak ada dalam tradisi Petang Megang, dan diharapkan pada penyelenggaraan selanjutnya akan lebih banyak variasi agar lebih banyak menarik wisatawan juga," katanya.
Ketua Lembaga Adat Melayu Pekanbaru Nursalim menjelaskan, tradisi Petang Megang memiliki sejumlah rangkaian acara. Awalnya adalah dengan makan bersama dan dilanjutkan dengan Balimau Kasai yakni mandi dengan air ramuan yang terbuat dari campuran serai wangi, akar siak-siak, pandan, limau purut, dan bunga rampai.
Sejumlah pejabat seperti Walikota Pekanbaru Herman Abdullah dan Pelaksana Tugas Sekdaprov Riau Herlian Saleh juga turut serta memandikan sejumlah anak dalam ritual mandi Balimau Kasai tersebut.
"Tradisi mandi Balimau Kasai menyimbolkan pembersihan diri menyambut bulan suci Ramadan," katanya. Setelah mandi, warga biasanya saling meminta maaf kepada sanak saudara dan teman sejawat. (*)
Sumber: www.antara.co.id (31 Agustus 2008)