Piyuk-piyuk, Makanan Berbungkus Kantong

Pekanbaru, Riau - Masyarakat yang bermukim di Rantau Kuantan terutama di Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau dalam bulan puasa ini memiliki tradisi untuk berbuka dengan "piyuk-piyuk", kue tradisional yang berbungkus "periuk kera" atau kantong semar (Nepenthes boschiana).

"Tak lengkap berbuka tanpa piyuk-piyuk," ujar Nani Herawati (40) saat ditemui di Muara Lembu, Sabtu.

Menurut ibu tiga anak itu saban bulan puasa ia rajin membuat kue yang terlihat unik itu dan menjadi juadah pembuka saat berbuka. "Rasanya manis dan legit, lagi pula membuatnya pun tak susah," ungkap Nani.

Bahan pembungkus kue tersebut yakni kantong periuk kera banyak terdapat di dalam hutan ataupun kebun karet. "Kantong periuk kera itu dicuci bersih dan tangkainya jangan dibuang sebab jika tangkainya ditanggalkan maka kantong akan bocor," jelas Nani yang juga guru di sebuah SLTA di Muara Lembu.

Setelah kantong periuk kera itu bersih baru diisi dengan bahan adonan kue. Bahan kue tradisional yang ada saat bulan puasa atau saat kenduri adat itu terdiri atas dua jenis. Ada yang berbahan tepung beras yang dicampur santan dan gula, dan ada pula yang berisikan beras ketan putih dengan inti kelapa muda dan gula enau.

"Proses membuatnya sama saja. Setelah bahan diisi ujung kantong yang terbuka disemat dengan lidi lalu dikukus. Jika tepung masih ‘kapulon‘ (lengket) berarti belum masak," katanya.

Menurut Nani, di daerahnya selain piyuk-piyuk saat puasa juga acap dibuat juadah tradisional lainnya seperti lopek baku, lopek kacau, wajit kacik, bingko dan kue pelita. (ANT)

Sumber: http://www.kompas.com (6 September 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts