Yogyakarta- Menghadapi liburan panjang Lebaran, diharapkan para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta bisa disuguhkan atau melihat sesuatu yang berbeda. Misalnya Malioboro, harus bisa tampil beda dalam penataan dagangan lesehan dan kakilimanya, secara rapi dan bersih.
Hal itu merupakan usulan Pengurus Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) DIY, Hamzah Hendro Sutikno, yang juga Pimpinan Mirota Batik dan Kerajinan Yogyakarta, Rabu (17/9), yang disampaikan kepada Suara Merdeka CyberNews dalam rangka menyambut liburan Lebaran ini.
Dikatakan, alangkah baiknya bila pedagang kakilima Malioboro mengenakan busana khas Jawa, dengan memberikan sapaan sopan dan simpatik kepada pengunjung serta pembeli. Begitu pula halnya dengan penjaga objek wisata di Yogya, selama liburan Lebaran ini bisa memakai busana khas Jawa.
Sedangkan untuk restoran atau rumah makan, juga seyogyanya diberikan hiasan yang menarik dan tampilan pegawainya yang khas pula. “Misalnya restoran yang menyajikan masakan Cina, alangkah menariknya bila pegawainya mengenakan busana khas Cina yang sederhana. Begitu pula dengan rumah makan Padang, untuk pegawainya dilengkapi busana khas Padang, sedangkan untuk restoran Gudeg pegawainya mengenakan busana khas Yogya pula,” ujarnya.
Menurut Hamzah, tampilan yang simpatik juga bisa disajikan oleh para kusir andong, penarik becak ataupun sopir taksi, dengan mengenakan busana yang khas dan mencerminkan nuansa Yogyakarta. “Kalau Yogyakarta nanti sama saja kondisinya dengan Yogya tahun lalu maupun tahun-tahun sebelumnya, para wisatawan akan jenuh dan tahun depan akan mencari destinasi lain. Jadi berikan suasana yang berbeda, hingga wisatawan akan menorehkan nilai plus dan tahun berikutnya merencanakan akan datang lagi ke Yogyakarta,” tambahnya.
Pemerhati pariwisata dan budaya Yogyakarta itu optimis bahwa liburan Lebaran tahun ini Yogyakarta akan sangat meriah, karena sudah banyak orang luar Yogya yang merencanakan berlibur di kota itu. Karena itulah, hal tersebut harus diantisipasi oleh semua komponen masyarakat dan pelaku pariwisata di Yogyakarta. (Bambang Unjianto /CN05)
Sumber: www.suaramerdeka.com (17 September 2008)