Nias Selatan - Kabupaten Nias Selatan (Nisel) selama ini tidak hanya dikenal karena ratusan pulau kecil yang mampu mengundang daya tarik wisata, tapi juga miliki pantai-pantai yang eksotik dan indah. Sebut saja salah satu di antaranya pantai Sorake di Desa Botohilitano Kecamatan Telukdalam atau 13 Km dari ibukota Kabupaten Nisel. Pantai ini disebut-sebut sebagai salah satu pantai yang memiliki keistimewaan dan bahkan dapat disejajarkan dengan pantai Hawai Amerika. Kenapa memiliki keistimewaan, karena pantai Sorake diketahui memiliki 11 kali gelombang sebelum pecah dengan ketinggian gelombang antara 3-5 meter, sehingga memberikan daya tarik bagi turis maupun peminat olah raga surving dari belahan penjuru dunia. Maka kita jangan heran, bila pada hari Minggu dan libur, ribuan wisatawan asing maupun lokal selalu mengunjungi pantai Sorake.
Merasa penasaran membayangkan keindahan pantai Sorake, Wartawan SIB Tapanuli Tigor Tambunan SSos, Ojak Sihombing (Wartawan Nias), didampingi wartawan Nisel Samahato Bululolo dan pemandu wisata TR Zebua baru-baru ini melakukan perjalanan wisata ke lokasi pantai Sorake di sela-sela tugas peliputan selama beberapa hari ke Nisel yang saat ini suhu politiknya mulai memanas akibat maraknya demo-demo berbagai elemen masyarakat menentang kebijakan pemerintah setempat.
Saat memasuki lokasi pantai Sorake, kita awalnya heran, kok pantai yang begitu terkenal ini tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Selain lokasi pantai terlihat kotor dan tidak beraturan, kita pun tidak melihat ada sambutan dari pengelola pantai terhadap tamu-tamu yang berkunjung, sebagaimana dilakukan oleh pengelola pantai-pantai di Bali dan kawasan wisata turis yang biasa kita kunjungi di beberapa daerah di Indonesia.
Minimnya fasilitas pendukung dan rendahnya kepedulian kita dalam mengelola asset wisata yang berharga ini sangat kental sekali terlihat di pantai Sorake. Terbukti, fasilitas pendukung seperti wc umum, selte (pondok istirahat), lokasi parkir, penjualan souvenir, petugas keamanan (security), penginapan yang memadai dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan dan pengunjung sepertinya jarang kita temukan di lokasi pantai Sorake.
Anehnya, justru pihak luar (lembaga-lembaga donor) seperti UNDP yang memberikan kepeduliannya akan kebersihan lingkungan lokasi pantai Sorake. Berbekal 10 orang tenaga pekerja sosialnya dan diawasi oleh tenaga supervisor TRWMP, UNDP sejak tahun 2006 lalu turut memberikan kepeduliannya membersihkan lokasi pantai dari sampah-sampah yang setiap harinya bertebaran di pantai Sorake. Namun karena keterbatasan peralatan dan tenaga para pekerja sosial, program bersih-bersih yang dilakukan UNDP tersebut belum mendapat hasil yang maksimal, sebab sampah-sampah yang dibersihakan tenaga pekerja sosial UNDP tersebut tidak dibawa ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun mereka justru membakarnya setelah sebelumnya menumpuk sampah dalam satu tempat di lokasi pantai. Alhasil, asap yang berasal dari pembakaran sampah justru menggangu para wisatawan menikmati alam dan keindahan ombak pantai Sorake.
Supervisor TRWMP, Yupandrius Wa`u saat berbincang-bincang dengan SIB di lokasi pantai Sorake mengatakan, dalam melakukan program kebersihan pantai, pihaknya hanya memberikan fasilitas kepada para pekerja sosial berupa, keranjang sampah, sapu, masker, sepatu dan sarung tangan serta upah kepada masing-masing pekerja sebesar Rp30.000/hari.
“Kita memang sempat dibantu Pemkab Nisel cq Camat Telukdalam berupa 2 unit becak mesin pengangkut sampah bantuan menteri Lingkungan Hidup , tapi karena dirazia lantas, kita tidak lagi memiliki becak mesin pengangkut sampah sampai saat ini. Padahal keberadaannya sangat dibutuhkan, disebabkan lokasi TPA di Hili Tobara Telukdalam sangat jauh jaraknya atau lebih kurang 1, 5 Km dari pantai Sorake”, ujarnya sembari berharap agar Pemkab Nisel kiranya dapat memberikan perhatiannya sekaligus mendukung program kebersihan pantai yang dilakukan UNDP saat ini. Hal itu juga ditimpali salah satu pekerja sosial, Yasara Dodo Wa`u sambil berharap agar Pemkab Nisel juga kiranya dapat membantu dalam hal pengadaan pakaian dinas para pekerja sosial kebersihan pantai Sorake.
Untung saja, rasa kesal dan jenuh setelah berjam-jam menikmati panorama pantai Sorake sedikit terhibur oleh aksi-aksi para peselancar dari wisatawan asing dan lokal yang antusias mengunjungi pantai Sorake. Pandangan sejenak, para turis sepertinya benar-benar menikmati tantangan keindahan gelombang pantai Sorake. Bahkan, beberapa peselancar asing rela tinggal selama berbulan-bulan di lokasi penginapan yang sangat sederhana di lokasi pantai sekedar untuk menikmati nikmatnya berselancar di pantai Sorake.
Jhon, salah seorang turis asal Portugal, saat berbincang-bincang dengan SIB, mengaku bagi peminat surving, pantai Sorake adalah salah satu pantai terbaik di dunia, sebab para peselancar dapat memainkan selancar dengan berbagai gerakan berlama-lama.
“Gelombang pantai Sorake sangat fantastik, kita benar-benar menikmatinya”, ucapnya dalam bahasa Inggris.
Terhadap kondisi ini, Kadis Pariwisata Nisel Sukawati Zaluchu MM melalui Kabid Pemasaran Arianis Duha saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (1/8) menjelaskan, masalah program pengembangan wisata pantai Sorake, Dinas Pariwisata sebenarnya sejak tahun 2006 lalu telah mengajukannya ke DPRD Nisel. Namun karena belum ada tangggapan akibat minimnya anggaran daerah Pemkab Nisel, maka sampai saat ini Dinas Pariwisata Pemkab Nisel belum mampu berbuat apa-apa, khususnya dalam hal pengadaan fasilitas pendukung di lokasi pantai Sorake seperti, Just Tower (tempat penilaian pertandingan surving), wc umum, lokasi pemandian, dapur, selter, tempat penginapan, parkir dan fasitas pendung lainnya.
“Kita bukannya tidak peduli akan pengembangan pantai Sorake, namun karena keterbatasan anggaran daerah, Dinas Pariwisata saat ini tidak mampu berbuat apa-apa untuk kemajuan kawasan wisata di daerah ini. Namun demikian, pada tahun ini kita kembali akan mengajukan program Dinas Pariwisata kepada DPRD, mudah-mudahan para wakil kita dapat memperjuangkannya”, harapnya.
Lantas, kalau pihak yang berkompoten telah mengaku tidak mampu berbuat apa-apa untuk kemajuan pantai Sorake, apakah kita harus berdiam diri dan tidak lagi menunjukkan kepedulian kita akan nasib pantai kebangggaan negeri ini. Kenapa justru pihak asing mau menunjukkan rasa bangganya dan sekaligus peduli akan ciptaan Tuhan ini?. Kenapa elit-elit politik kita saat ini justru lebih sibuk memikirkan kekuasaan. Kenapa kita tidak peduli akan kekayaan alam kita yang begitu indah sehingga masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dari pengelolaan pantai Sorake. Mari kita tunjukkan kepedulian kita akan nasib pantai Sorake, sebab pantai ini adalah anugerah Tuhan yang harus kita jaga dan pelihara. (Tigor Tambunan S.Sos, Samahato Buulolo dan Ojak Shombing)
Sumber: www.hariansib.com (10 Agustus 2008)