Taman Anggrek Ria Loka untuk Umum

Jambi - Taman Anggrek Ria Loka Prof Dr Sri Soedewi Masjchun Sofwan di kawasan Telanaipura, Kota Jambi, dibuka untuk umum. Taman ini diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi sekaligus edukasi bagi warga Jambi.

Ketua PKK Provinsi Jambi, Ratu Munawaroh, mengatakan bahwa keinginan untuk memajukan dan memfungsikan taman anggrek ini sudah sejak delapan tahun lalu dengan meminta salah satu pihak yang memahami tentang pengelolaan anggrek. Sayangnya, keinginan itu sempat terbentur oleh masalah biaya sehingga realisasi membuka taman untuk umum tertunda.

”Dengan dibukanya taman ini untuk umum, masyarakat akan dapat mengenal lebih banyak tentang kekayaan yang dimiliki Jambi, tentang flora dan faunanya,” ujarnya.

Taman Anggrek Ria Loka diresmikan oleh Istri Presiden Kedua RI, Almarhum Hj Tien Soeharto, pada 1984. Namun, taman tersebut awalnya belum menjadi taman kota yang dapat dimanfaatkan secara umum bagi masyarakat.

Fasilitas lengkap
Luas areal taman anggrek mencapai 18.483 meter persegi, termasuk di dalamnya terdapat bangunan joglo, laboratorium kultur jaringan, dan kolam ikan sepanjang 500 meter.

Jenis anggrek yang ada di taman ini adalah anggrek alam arundina, acriopsis, bolbophyllum, anggrek tanah, anggrek emma storie, anggrek vandadouglas, james storie, vanda macan, berta baraga; anggrek silang; anggrek dendrobium, ocidium, cattleya, mocara, dan phalaenipsis.

Menurut Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, anggrek khas Jambi baru saja menyabet juara tiga untuk tingkat dunia setelah Thailand dan DKI sehingga anggrek koleksi ini perlu dibudidayakan sebaik mungkin.

”Anggrek kita perlu dijaga kelestariannya agar tidak punah,” ujarnya.

Terdapat pula beraneka spesies ikan yang tengah ditangkar di taman, yaitu ikan arwana Jambi dan ikan semah. Zulkifli berharap, ikan-ikan langka Jambi lainnya, seperti ikan bajubang, agar terus dilestarikan. Sekarang ini, kata Zulkifli, banyak yang berminat pada ikan bajubang untuk diekspor ke Singapura.

”Jangan sampai ikan khas Jambi punah, maka perlu terus dibudidayakan,” tuturnya. (ITA)

Sumber: cetak.kompas.com (27 Juni 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts