Yogyakarta – Sebanyak 60 seniman bakal menggelar seni serat di Taman Budaya Yogyakarta, 12-25 Februari 2011. Pameran bertajuk Fiber Face 3 dengan tema “Transformation ini diikuti 39 seniman Indonesia dan 21 seniman asing dari Australia, Jerman, Austria, Belgia, USA dan Jepang.
”Pameran ini bertujuan menajamkan profil seni serat kontemporer di Indonesia, sebuah bangsa dengan reputasi internasional dalam hal keunggulan pusaka tekstilnya,” kata koordinator pameran, DS Priyadi, Rabu (9/2).
Seniman dari Indonesia yang menggelar karyanya pada pameran ini diantaranya Dadang Christanto, Mella Jaarsma, Ipo Synthetic, Agus Ismoyo dan Nia Fliam, Kelompok Lampu Kuning, Slamet Riyadi dan Farida, serta Yuni Bening. Sedangkan seniman luar negeri diantaranya Rita Cameron, Patsy Forbes (Australia), Fritz Dinart (Austria), Rita Trefois (Berlgia), Katalin Ehling dan Marilyn Salomon (USA) serta Yasuka Iyanaga, Rei Saito dan Rieko Yashiro (Jepang).
Selain karya seni serat kontemporer, pameran ini juga menyajikan ruang spotlight yang khusus memamerkan 20 karya penenun Ulos dari tradisi seni serta local Sumatera dari berbagai kurun waktu. Untuk karya-karya kontemporer dikurasi oleh Joanna Barrkman (Museum & Art Gallery of the Northern Territory, Darwin, Australia), Pang Warman (Rumah Budaya Babaran Segaragunung, Yogyakarta), didampingi dua kurator muda yang melakukan training kuratorial selama proses persiapan pameran, yakni Abdul Syukur (Yogyakarta) dan Maradita Sutantio (Bandung).
Sedangkan kurator untuk karya-karya spotlight ditangani oleh Sandra Niessen, seorang antropolog dari Belanda yang telah melakukan penelitian mengenai kain Ulos Batak selama 30 tahun dan membukukan penelitiannya itu dalam Legacy of Cloth. “Penyajian koleksi kain tenunan tangan ini dimaksudkan sebagai penghormatan kepada para penenun Batak yang mempertahankan dan setia merawat pengetahuan serta ketrampilan tradisi seni serat ini. Diharap dengan ‘sorotan khusus’ ini pertautan dan pertukaran antara para pengampu seni serat itu dan seniman serat kontemporer yang berbasis urban akan dapat digalakkan,” kata Priyadi.
Pameran Fiber Face 3 terbagi dalam empat cluster. Yakni, transformasi bahan serat melalui teknik; transformasi identitas personal, sosial dan politis; transformasi lingkungan; dan Seni Serat menembus kategorisasi.
Selama rentang waktu pameran, juga akan digelar berbagai acara diantaranya seminar sehari (13 Februari 2011) tentang seni serat dengan pembicara para seniman dari berbagai negara, membatik bersama (19-21 Februari 2011 mulai pukul 10.00 hingga 15.00) dengan tema Masyarakat Yogya Membatik, serta Children’s Creative Tour (18 Februari 2011 pukul 13.00 hingga 17.30), serta workshop master class (21-23 Februari 2011). ”Semua acara pendukung ini juga digelar di taman budaya Yogya,” jelas Priyadi. Heru CN
Sumber: http://www.tempointeraktif.com