Wisata Air Belum Tergarap

Toba Samosir, Sumatra Utara- Potensi kekayaan air Danau Toba belum tergarap sepenuhnya. Potensi air danau seharusnya memberi kemakmuran bagi masyarakat sekitarnya. Sayangnya, potensi itu belum banyak dinikmati masyarakat kawasan danau yang terdiri atas tujuh kabupaten dan kota.

Paket wisata air yang ada selama ini dinilai monoton sehingga wisatawan tidak banyak datang ke danau.

Pandangan ini disampaikan pegiat budaya Miduk Hutabarat saat memimpin acara tur Danau Toba bertajuk ”Save Tao Toba”, Selasa (15/7). ”Anda bisa lihat sendiri, betapa kaya Danau Toba,” ujarnya sambil menunjuk Air Terjun Binanga Lom.

Air terjun itu kurang dikenal masyarakat luas, terutama wisatawan. Air Terjun Binanga Lom, yang berarti Sungai Lom, langsung jatuh ke air Danau Toba. Mitologi setempat meyakini, orang yang mandi dari air terjun itu bakal mendapat jodoh. Air terjun tersebut mengalir dari bebatuan cadas tegak yang indah.

Miduk mengatakan, potensi semacam ini nyaris tak terdengar meskipun ada pesta Danau Toba di Parapat, Kabupaten Simalungun. Acara tersebut digelar sengaja untuk melihat langsung dari dekat potensi Danau Toba. Ikut dalam acara penelusuran itu para pakar bidang lingkungan, budayawan, peneliti, etnomusikolog, arsitek, dan pengusaha.

Miduk mengatakan, pelaku usaha, baik swasta maupun pemerintah, mulai banyak yang memanfaatkan potensi air danau. Salah satunya, pembudidayaan ikan di danau untuk ekspor. ”Masyarakat tidak banyak menikmati hasilnya, kecuali menjadi tenaga kerja pembudidayaan. Karamba ikan ini milik asing,” katanya.

Menurut dia, perkembangan karamba jaring apung milik swasta dalam tahun 2005-2006 melonjak pesat. Pada 2005, jumlah karamba milik swasta 1.264 buah. Pada 2006, perkembangan jaring apung itu menjadi 1.780 buah.

Daun sirih
Di awal acara tur Danau Toba, pemerhati budaya Thompson HS mengawalinya dengan pembacaan puisi berjudul Sirih di Atas Danau. Puisi ini bercerita tentang penghormatan seseorang pada air Danau Toba. Bentuk penghormatan itu disampaikan dengan gambaran pemberian daun sirih kepada penjaga danau. ”Saya waktu masih kecil suka meminum air danau langsung tanpa dimasak. Sekarang saya khawatir karena banyak kawasan danau yang kotor,” katanya.

Penikmat wisata asal Medan, Qiwink Erwin, menyatakan, paket wisata Danau Toba mengalami kejenuhan. Banyak potensi wisata Danau Toba, katanya, yang belum tersentuh. Ia mengatakan, paket wisata Danau Toba mestinya bisa dibuat lebih variatif, misalnya ada paket wisata ekspedisi perjalanan melalui danau.

”Pelaku wisata mengajak turis ke tempat-tempat yang mempunyai nilai budaya dan sejarah. Jika ingin menambahkan, paket seperti ini bisa dilengkapi dengan wisata kuliner di masing-masing tempat berbeda,” katanya. (NDY)

Sumber: cetak.kompas.com (16 Juli 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts