Ayu Diandra Sari, Puteri Bali 2008

Denpasar, Bali - ‘Apakah pendapat anda tentang infrastruktur Pulau Bali sebagai tempat tujuan wisata global?‘ Pertanyaan yang dilemparkan oleh salah satu juri, Drs. Made Adi Jaya, merupakan penentu terpilihnya Puteri Bali 2008, Kamis (24/7) malam lalu di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar.

Tiga finalis -- Ani Dwi Handayani, Ayu Diandra Sari dan Luh Merry Dyanti -- yang masuk tiga besar diberikan waktu 30 detik untuk menjawab pertanyaan tersebut.

‘Menurut saya, infrastruktur Bali sekarang ini masih kurang bagus, oleh karena itu perlu diperbaiki lagi. Karena dengan infrastruktrur yang baik maka tidak hanya sektor pariwisata yang terpengaruh, tetapi semua sektor yang ada di Bali,‘ jawab Ayu Diandra Sari.

Jawaban inilah yang kemudian mengantarkan Dea -- sapaan akrab Ayu Diandra Sari -- menjadi pemenang Puteri Bali 2008 mengalahkan dua finalis lainnya, Luh Merry Dyanti yang menjadi Runner Up I dan Ani Dwi Handayani yang menjadi Runner Up II.

Dea yang merupakan mahasiswi semester IV Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) ini berhak mendapatkan hadiah utama berupa satu unit sepeda motor serta tiket untuk mengikuti kontes Puteri Indonesia 2008 di Jakarta.

Sejak awal, penampilan Dea memang menarik perhatian. Selain penampilannya yang menawan, supporter yang datang untuk mendukungnya langsung pun lebih banyak dibandingkan finalis lainnya. ‘Wajahmu mirip orang Venezvuela,‘ ujar pembawa acara, Paul, menggoda Dea.

Malam grandfinal Puteri Bali 2008 memang berlangsung sangat meriah. Selain dihadiri tokoh-tokoh penting, pemilihan tersebut juga dihadiri langsung oleh Puteri Indonesia 2007 Putri Raemawasti dan Puteri Bali 2007 Fransisca Lidyawati.

Sepuluh finalis Puteri Bali 2008 tampak cantik dengan menggunakan busana rancangan Monica Weber. Setelah memperkenalkan diri kepada juri dan penonton, sepuluh besar finalis tersebut kemudian dipangkas menjadi lima besar. Mereka adalah Ani Dwi Handayani, Luh Merry Dyanti, Nyoman Krisna Kumalayani, Ayu Diandra Sari dan Nagarani Sili Utami.

Untuk masuk ke tiga besar, kelima finalis harus menjawab pertanyaan para juri yang mereka pilih. Dea -- Puteri Bali 2008 -- mendapatkan pertanyaan dari Melati Danes yang menanyakan soal hak paten. Dengan tegas Dea menjawab bahwa hak paten merupakan langkah penting yang mesti diambil untuk melindungi budaya bangsa dari pengambil-alihan bangsa asing. ‘Jadi masyarakat harus diberitahukan untuk mempatenkan hasil karyanya agar budaya bangsa tetap bisa terjaga,‘ ujarnya.

Selain menyuguhkan para finalis yang serba rupawan, malam puncak pemilihan Puteri Bali 2008 juga dimeriahkan oleh penampilan Karma, Agung Wirasutha dan Balawan. Tidak mau kalah saing, Bupati Gianyar Cok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), yang malam itu berkesempatan hadir pun menunjukkan kemampuannya bernyanyi duet bersama Agung Wirasutha menyanyikan lagu ‘Bungan Sandat‘.

Selain penentuan Puteri Bali 2008, Runner Up I dan II, pada malam final itu juga terpilih Puteri Favorit yang jatuh ke tangan I Gusti Ayu Kamaratih dengan pengumpulan SMS sebanyak 33,3%.

Sumber: www.balipost.co.id (26 Juli 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts