Cilacap, Jawa Tengah - "Meski banyak kerusakan tapi lumayan untuk berwisata karena kita bisa melihat luasnya Samudera Hindia dari atas gunung," kata wisatawan lokal, Kasno (35).
Meski demikian, dia mengaku tidak sekadar ingin menikmati keindahan alamnya tetapi juga berziarah di beberapa padepokan yang ada di Gunung Selok.
Dia menyayangkan, kondisi alam Gunung Selok yang tampak kurang terawat sehingga menimbulkan kesan angker.
"Coba saja kalau dirawat, mungkin wisatawan yang datang akan lebih banyak lagi dan tidak hanya yang ingin berziarah atau wisata rohani saja," katanya.
Seperti yang diketahui, hutan wisata Gunung Selok memiliki luas sekitar 126 hektare yang berada dalam pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah wilayah Cilacap.
Hutan ini berada di ruas jalan jalur lintas selatan selatan (JLSS) Jateng atau sekitar 37 kilometer sebelah timur Cilacap.
Seorang staf BKSDA Dedy Rusyanto mengatakan, kerusakan hutan Gunung Selok disebabkan adanya penjarahan dan penebangan liar pada tahun 1999 lalu.
"Saat itu kondisinya menjadi benar-benar gundul karena puluhan ribu pohon dari berbagai jenis dijarah massa," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya bencana tsunami pada 2006 lalu.
Meski demikian, kata dia, BKSDA terus melakukan penghijauan terhadap hutan Gunung Selok agar kembali hijau seperti kondisi sebelum adanya penjarahan.
"Kita tetap berkomitmen untuk menghijaukan kembali hutan Gunung Selok," katanya.
Sumber: www.antara.co.id (7 September 2008)