Banjarbaru, Kalimantan Selatan - Banjarbaru (32 km utara Banjarmasin) yang mendapat julukan "kota idaman" itu hampir sepanjang jalan utama arah ke daerah Hulusungai atau "Benua Enam" Kalimantan Selatan (Kalsel), pada sisi kanan dan kirinya nampak bertaburan sampah hingga siang hari, Minggu.
Sampah yang bertebaran disana-sini di kota yang beberapa kali gagal untuk menjadi ibukota Provinsi Kalsel tersebut, berasal dari sisa kegiatan fetival tanglong (lampion) pada malam salikur Ramadhan 1429 Hijriah/21 September 2008 Masehi, demikian dilaporkan ANTARA News Banjarmasin.
Dengan masih bertaburannya sampah bekas kegiatan malam salikuran yang dimeriahkan festival tanglong serta disemarakkan kembang api, maka suasana meriah "kota idaman" Banjarbaru yang pada malam harinya bertaburan cahaya, menjadi seakan sirna.
"Kesan kemeriahan `kota idaman` Banjarbaru yang pada malam hari bertabur cahaya menjadi seakan tak berbekas, karena keadaan lingkungan pada siang harinya terkesan jorok akibat bekas petasan serta kembang api, dan limbah lainnya dari aktivitas festival tanglong tersebut," ujar Laily (49), warga Banjarmasin yang jalan-jalan ke kota itu.
"Kalau keadaan lingkungan kotor karena sampah berserakan, mesti yang dipersalahkan petugas kebesihan kota, sementara pejabat atau orang yang menggagas festival tanglong tersebut, mungkin masih ada yang tidur-tiduran atau santai bersama keluarga," ujar ibu dari dua anak tersebut.
"Mungkin petugas kebersihan juga lagi masih tertidur karena kelelahan ikut menyaksikan atau sebagai peserta fetival tanglong, sehingga terpaksa harus absen membesihkan sampah yang tertaburan tersebut," tambah Hj. Nurul (55), warga Banjarmasin yang juga bertandang ke Banjarbaru.
"Memang kasihan petugas keberasihan. Sebaiknya mereka diberi insentif ekstra untuk membersihkan sampah-sampah yang bertebaran karena ulah manusia yang tak ingat lagi dengan nilai-nilai kebersihan serta tak ramah lungkungan," lanjut saudara Laily tersebut.
Cara lain untuk mempercepat pembersihan jalanan dari sampah limbah aktivitas festival tanglong yang disemarakkan dengan pertasan serta kembang api itu, sebaiknya pemerintah kota (Pemko) setempat dapat pula mengambil tenaga ekstra diluar petugas kebersihan rutin, saran Nurul.
Festival tanglong merupakan kalender tahunan Pemko Banjarbaru yang dulunya atau sebelum 1999 masuk Kabupaten Banjar, Kalsel, yang digelar tiap malam salikur bulan puasa Ramadhan.(*)
Sumber: www.antara.go.id (21 September 2008)