Padang- Pergelaran Festival Singkarak Danau Kembar (FSDK) ditutup dengan penyerahan piagam museum rekor dunia Indonesia (Muri) di Padang, baru-baru ini. Dua penampil mencatat rekor saat penyelenggaraan festival.
Rekor pertama diberikan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Solok untuk kategori pakaian adat terpanjang yang melibatkan 74 nagari di Kabupaten Solok. Sementara rekor kedua, diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Solok sebagai Pemrakarsa dan Penyelenggara Parade Adat Budaya Terbanyak. Dua rekor tersebut langsung diberikan kepada Bupati Solok Gusmal dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Syafrizal oleh Wakil Manajemen Muri, Paulus Pangka mewakili Pemilik Muri Jaya Suprana.
Bupati Solok, Gusmal kepada SP, baru-baru ini mengatakan, Pemkab Solok akan memaksimalkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Solok, khususnya untuk kawasan danau. Ia juga menyebutkan, saat ini berbagai fasilitas pendukung telah dibangun untuk berbagai objek wisata potensial.
"Kabupaten Solok adalah satu-satunya kabupaten yang diapit empat danau, yaitu Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang. Seluruh danau tersebut memiliki keunikan dan daya tarik bagi wisatawan. Tidak hanya saat ini, tapi tiap tahun kami akan mengadakan festival ini. Kami akan menjadikan ini kalender pariwisata Indonesia dan Sumbar khususnya," katanya.
Mulai dari pembukaan hingga kemarin, telah diadakan berbagai lomba dan penampilan kesenian khas Kabupaten Solok. Diantaranya Pacu Biduk Tradisional, Lomba Ayam Kukuak Balenggek, Pacu Itik, Festival Seni Budaya, Buru Babi Wisata, Lomba Lukis, dan Festival Makanan Khas Solok. Kegiatan yang dilaksanakan di Danau Singkarak dan Danau Kembar tersebut, sukses menyedot pengunjung lebih dari 50.000 orang pengunjung. Padahal, panitia semula hanya menargetkan 35.000 pengunjung.
Atas kesuksesan ini, kata Gusmal, pihaknya sangat terkesan dengan tampilan dan persiapan yang dilakukan panitia.
"Saya sangat terkesan dengan tingginya minat masyarakat terhadap festival ini. Hal ini membuktikan keindahan alam kita sangat memikat. Tentu saja ini merupakan sebuah peluang bagi kita untuk mengembangkannya. Apalagi saya melihat pengunjungnya tidak hanya dari wilayah Sumbar, tapi juga daerah lain di Indonesia, bahkan di acara pembukaan juga turut hadir wisatawan dari Jepang," paparnya.
Gusmal mengajak seluruh pelaku pariwisata dan seluruh masyarakat tidak lagi memandang pariwisata sebagai anak tiri. Paling tidak menurutnya, festival kali ini telah membuktikan betapa besarnya peluang di sektor hiburan ini.
"Selama ini, kami senantiasa berpikir untuk apa kita mengembangkan pariwisata. Hal ini seakan-akan pariwisata tidak menjanjikan. Maka kami harus mengubahnya dengan mengubah mindset masyarakat terlebih dahulu. Pariwisata memiliki prospek yang sangat menjanjikan, kalau dikelola secara profesional," katanya. [BO/U-5]
Sumber: www.suarapembaharuan.com (3 September 2008)