Pasuruan - Masyarakat suku Tengger di Gunung Bromo Jawa Timur, "gugur gunung" (bersama-sama) kerja bhakti membersihkan jalan untuk menyambut upacara "Yadnya Kasada".
Wartono, Kepala Desa Wonokitri terpilih yang ditemui, Selasa (9/9), mengatakan, mayarakat suku Tengger di Gunung Bromo akan melaksanakan Yadnya Kasada 15 September mendatang.
Sebagai persiapan prosesi ritual tersebut masyarakat suku Tengger di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan melaksanakan kerja bhakti secara gugur gunung (bersama-sama) membersihkan jalan desa.
Jalan desa yang dibersihkan meliputi jalan-jalan yang akan dilewati prosesi Yadnya Kasada, yakni mulai dari Desa Wonokitri hingga puncak Gunung Bromo sepanjang 14 km. Kerja bhati yang melibatkan ratusan warga telah berlangsung dua hari sejak kemarin, dan diperkirakan akan selesai Rabu (10/9). Kerja bhakti yang dilakukan rutin setiap menjelang upacara Yanya Kasada dikerjakan dengan tulus tanpa pakasaan.
Wartono menjelaskan, puncak upacara Yadnya Kasada akan dilaksanakan di puncak Gunung Bromo tanggal 16 September pukul 00.00 WIB. Namun untuk melaksanakan upacara Yadnya Kasada, masyarakat suku Tengger akan melaksanakan sejumlah upacara terlebih dulu.
Di antaranaya, upacara "mepek" yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 September malam. Upacara "mepek" merupakan upacara minta izin (pamitan) kepada yang Mahakuasa Hyang Widi Wasa.
Selanjutnya, tanggal 15 September siang warga suku Tengger akan melaksanakan upacara Tayuban di Pakis Bincil di bibir kaldera Gunung Bromo. Dilanjutkan, puncaknya Yadnya Kasada, 15 September pukul 24.00 atau tanggal 16 pukul 00.00 WIB.
Saat itu seluruah warga suku Tengger di kawasan Gunung Bromo yang meliputi wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang melaksanakan larung sejaji ke kawah Gunung Bromo.
Kepala Dinas Pariwiasata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, Suwarno yang meninjau persiapan ke Gunung Bromo mengatakan, upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, secara nasional termasuk salah satu prioritas obyek wisata Jawa Timur yang dikemas untuk menyambut "Visit Indonesia Year 2008".
Namun Suwarno mengakui, puncak upacara Yadnya Kasada yang bertepatan dengan bulan Ramadan kurang menguntungkan untuk kegiatan wisata.
Ia memperkirakan, upacara Yadnya Kasada tahun ini kurang menyedot minat wisatawan untuk berkunjung, sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan kini juga melakukan persiapan penyambutan pengunjung secara sederhana, bahkan sejumlah acara pendukung yang telah disiapkan sebelumnya juga ditunda pelaksanaannya.
Menjelang puncak upacara Yadnya Kasada di pendapa Agung Wonokitri akan digelar pentas seni tradisional suku Tengger. Namun pawai mobil "hardtop" yang biasa digunakan untuk mengantar wisatawan akan digelar usai bulan Ramadan nanti. (ANT) (JY)
Sumber: www.kompas.co.id (9 September 2008)