Wisata Selera Bisa Menggugah Minat Masyarakat Berwisata

Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta memadati area "Wisata Selera" yang digelar di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta, Minggu (6/7). Umumnya, mereka tertarik untuk mencicipi sajian aneka masakan khas tradisional Yogyakarta yang ditampilkan selama acara berlangsung.

General Manager Central Marketing Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Sendi Sugiharto, selaku pemrakarsa acara "Wisata Selera", memperkirakan setidaknya lebih dari 10.000 warga Yogyakarta berpartisipasi pada acara selama satu hari penuh itu. Dari jumlah tersebut, sebagian besar datang ke Alun-alun Selatan guna mengikuti jalan santai yang juga bagian dari "Wisata Selera".

"Kami sangat gembira karena animo dan apresiasi warga Yogyakarta terhadap penyelenggaraan acara kuliner seperti ini ternyata amat baik. Besar kemungkinan acara ini terus berlangsung secara rutin di masa-masa mendatang," kata Sendi, ketika ditemui di sela-sela acara.

Kerabat Keraton Yogyakarta GBPH Prabukusumo yang ikut meresmikan pembukaan "Wisata Selera" pun berharap agar acara semacam ini bisa terus diadakan dan digiatkan. Gusti Prabu berpendapat, sudah saatnya tren masyarakat untuk menggandrungi kekayaan pusaka kuliner tradisional kembali dihidupkan. Acara bazar makanan seperti "Wisata Selera" adalah langkah yang efektif untuk mencapai tujuan itu.

Seorang pengunjung, Wulandari (29), mengaku puas berada di area "Wisata Selera". Ia tidak perlu berputar-putar Kota Yogyakarta untuk mencari makanan-makanan tradisional yang jadi favoritnya, seperti gudeg ayam dan nasi liwet, karena semua ada di Alun-alun Selatan.

"Sayang, area bazar kurang luas sehingga mengurangi rasa nyaman pengunjung karena harus berdesak-desakan. Belum lagi gangguan debu dari tanah lapangan Alun-alun yang mengganggu kenikmatan dan kebersihan makanan," ujarnya.

Oleh-oleh
Sekretaris Pusat Kajian Makanan Tradisional Universitas Gadjah Mada Amaliah menambahkan, selain menyajikan makanan, alangkah baiknya bazar seperti "Wisata Selera" menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat mengenai pentingnya pelestarian kuliner tradisional.

Musim liburan sekolah ini juga menjadi pembawa rezeki tersendiri bagi para penjual oleh-oleh terutama makanan khas Yogyakarta. Indradi (44), pemilik kios oleh-oleh Bu Tini, bahkan bisa memperoleh omzet hingga empat kali lipat dibandingkan hari biasa. "Biasanya rata-rata hanya Rp 3 juta," ujarnya.

Menurut Indradi, oleh-oleh yang banyak diburu pembeli adalah makanan khas Yogyakarta seperti bakpia pathok, geplak, dan yangko. "Saat ramai seperti ini, saya bisa menjual 100 pak bakpia, 70 dus yangko, dan 1 kuintal geplak," ujar anak dari pendiri kios oleh-oleh tersebut. (YOP/ILO)

Sumber: cetak.kompas.com (7 Juli 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts