Tanjungpinang Turunkan Perahu Naga

Tomohon - Keragaman budaya dari 46 kota peserta Tournament of Flowers ditampilkan pada defile kendaraan hias di Tomohon, Sulawesi Utara, kemarin. Acara itu menjadi puncak acara dari Tomohon Flower Festival (TFF) yang berlangsung 12 hari. Tanjungpinang ikut dalam festival ini dengan menurunkan kendaraan hias berbentuk perahu naga.

Defile tersebut menempuh jarak lima kilometer. Diawali dari Kelurahan Walikan dan berakhir di Lapangan Rindam, Kelurahan Kakaskasen, belakang Kantor Wali Kota Tomohon. Para peserta menampilkan ikon yang menjadi khas kota masing-masing.

Defile dari Kupang, misalnya. Mereka menampilkan ikon taman bawah laut yang indah. Ikon-ikon tersebut tak hanya terbuat dari bunga, tetapi juga dipadu dengan item lain, seperti kerang dan keong.

Manado juga menampilkan keindahan dasar laut. Yang diusung adalah keindahan terumbu karang Bunaken.

Ditampilkan pula karakter ikan selakan, ikan purba yang juga merupakan salah satu harta karun Bunaken.

Untuk itu, Berce Wuisan, koordinator dekor kota Manado, banyak menggunakan paduan bunga dari krisan dan aster. ‘‘Sebagai penunjang digunakan juga bunga merry gold dan beberapa tumbuhan hutan. Sebab, bila hanya menggunakan materi bunga, warna ikan selakan agak kurang menarik,‘‘ jelas Berce.

Surabaya menampilkan ikon ikan sura dan buaya. Sementara itu, Pekalongan, Jawa Tengah, menampilkan ikon payung yang menjadi komoditas andalannya.

Banda Aceh menampilkan ikon masjidnya yang terkenal, Masjid Baiturrahman, dengan dua menara yang tinggi. Namun, peserta Aceh tampaknya tidak menghitung kontur jalan lintasan defile di Tomohon yang naik turun. Setelah berjalan sekitar dua kilometer, menara dari bahan stirofoam yang tingginya sekitar dua meter itu meliuk-liuk. Begitu memasuki jalan yang kian menanjak, salah satu menaranya ambruk. Meski demikian, kendaran hias itu meneruskan perjalanan hingga finis.

Parade kendaraan bunga tersebut juga dimeriahkan penampilan marching band dari sekolah-sekolah di Tomohon. Tiap tiga kendaraan bunga diselingi dengan penampilan marching band. Ada juga iringan dari kelompok musik Bambu, musik khas dari tanah Minahasa. Parade tersebut berlansung lancar. Apalagi, cuaca begitu mendukung. Meski awalnya sempat gerimis, cuaca kemudian membaik dan bersahabat. (ign/el/jpnn)

Sumber: http://batampos.co.id (04 Juli 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts