Ambon, Maluku - Ambon sebagai ibu kota Maluku, beberapa tahun silam pernah kelam karena konflik SARA. Pertikaian yang tentu saja telah memukul sektor pariwisata di propinsi Seribu Pulau itu. Padahal, Ambon merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat layak dikunjungi. Terlebih, bagi pecinta wisata bahari. Panorama alam laut yang ditawarkan, begitu indah dan gemerlap.
Kini, konflik berlalu. Keamanan telah pulih. Dan sektor pariwisata Ambon mulai menggeliat. "Maluku sekarang sudah aman. Sejak September 2003 yang lalu, status darurat sipil di Ambon telah dicabut. Sekarang status tertib sipil," kata Karel Albert Ralahalu, Gubernur Maluku.
Masyarakat Maluku, lanjutnya, sekarang sudah berdamai. "Kita sudah betul-betul pulih, dan aman. Maluku sekarang sudah bisa dijadikan destinasi wisata," tegasnya.
Dengan keamanan yang telah pulih, ditambah akses yang semakin mudah untuk mencapai Ambon, memberi peluang bagi bangkitnya sektor pariwisata Ambon. "Ambon layak untuk dikunjungi, terlebih bagi peminat wisata bahari, seperti diving, surfing, dan snorkeling," kata A D Tomasoa, ketua Asita, Maluku.
"Ambon memiliki potensi pariwisata yang bagus. Dengan kemudahan akses sekarang ini, banyak hal yang harus dipersiapkan insan pariwisata Ambon. Seperti mengembangkan paket-paket wisata," tutur Andre J Sitanala, ketua PHRI, Maluku. Untuk para pengusaha hotel, lanjutnya, akan melakukan pembenahan dan renovasi gedung untuk persiapan datangnya turis ke Ambon.
Lalu, masihkah wisata Ambon seindah dahulu? Jawabnya ya, Ambon masih menyuguhkan keindahan semestanya, meski sempat porak poranda akibat konflik lalu.
Bila berwisata ke Ambon, selepas mendarat di Bandara Internasional Pattimura, wisatawan harus menempuh perjalanan dengan mobil sekitar satu jam untuk mencapai pusat kota Ambon. Sepanjang jalan menuju jantung Ibu Kota Maluku para turis memang akan melewati desa-desa yang sempat mengalami pertikaian. Sisa-sisa konflik masih terlihat dari sejumlah bangunan yang rusak berat akibat amuk massa. Tentu pemandangan itu sangat kontras dengan panorama menawan dari Teluk Ambon yang mengitari pulau sepanjang perjalanan. Berada di Ambon, tidak terlalu sulit untuk menemukan hotel. Misalnya saja di bilangan Jl Raya Pattimura.
Ambon, merupakan provinsi dengan luas lautan lebih besar dibanding dengan luas daratannya. Tak pelak, objek wisata yang paling menjual adalah potensi bahari. Bagi para penyelam, datang saja ke Desa Latuhalat. Letaknya sekitar 17 km ke barat dari pusat kota Ambon. Di sana, terdapat perairan nan indah yang sangat tepat dijadikan sebagai lokasi menyelam. Keindahan panorama biota bawah laut dapat dinikmati di sana.
Di lepas pantai, tepatnya di Timur laut Ambon, terhampar sebuah pulau kecil. Pulau Pombo, namanya. Pulau itu pun menjadi destinasi andalan bagi para pecinta diving. Airnya jernih. Keindahan alam bawah air dengan terumbu karang yang masih sehat dan beragam flora dan fauna laut pasti akan memukau wisatawan.
Laut di Pulau Pombo menjadi kawasan cagar alam dengan sebutan Taman Laut Pulau Pombo. Konon, kata Pombo berasal dari bahasa Portugis yang berarti Merpati. Sehingga, Pulau Pombo diartikan sebagai Pulau Merpati. Di sana, selain melakukan penyelaman, turis pun dapat melakukan snorkeling. Karena jarang sekali dikunjungi, bagi wisatawan yang datang, bisa merasa seolah-olah berada di sebuah `pulau pribadi`. Duduk di hamparan pasir putihnya sambil menikmati alam laut nan indah di Pulau Nombo bisa membuat siapapun merasa terkesan.
Destinasi lainnya antara lain adalah Pantai Namalatu. Letaknya, berhadapan dengan Laut Banda, sekitar 15 km dari pusat kota Ambon. Atau, datang saja ke Desa Latulahat. Desa itu pun memiliki pantai dengan taman laut nan indah. Lagi-lagi kawasan ini sangat tepat untuk lokasi snorkeling, berenang, dan menyelam. Pantainya memiliki pasir yang putih dihiasi bebatuan karang. Para penyelam sebaiknya jangan pula melewatkan Tanjung Setan. Lokasinya berada di Desa Morela, sebelah Utara Ambon. Meski memiliki panorama bawah laut begitu dahsyat, Tanjung Setan memiliki arus yang kencang. Karena merupakan pertemuan dua laut, yaitu laut Banda, dan laut Serang. Lokasi lain yang layak dikunjungi, Waai.
Lokasinya di pantai Timur Ambon. Pantai yang molek ini terkenal juga dengan Kolam Waiselaka yang merupakan habitat belut. Hewan air tersebut berada di dasar kolam di balik bebatuan. Untuk mengundang belut-belut tersebut agar mau muncul ke permukaan, biasanya penduduk setempat memancingnya dengan umpan telur. Tak hanya objek wisata alam. Turis dapat pula mengunjungi Benteng Amsterdam. Terletak di kawasan pantai Utara. Selain panorama pantai nan indah, benteng ini menjadi saksi sejarah keberadaan penjajah asing di Maluku pada masa lampau. Benteng tersebut dibangun Portugis pada 1512, namun diambil alih oleh Belanda pada sekitar awal abad ke-17.
Bila ingin berwisata ke museum, Ambon memiliki Museum Siwa Lima. Di museum seluas 3,7 hektar itu, terdapat beragam koleksi budaya dan sejarah. Seperti, replika arsitektur bangunan tradisional. Diantaranya adalah Rahanteli (rumah adat), dan Baileo (tempat aparat pemerintah bermusyawarah). Terdapat pula replika dapur tradisional Maluku, lengkap dengan peralatan masak tradisionalnya pula. Koleksi pakaian adat tradisional pun lengkap dideretkan di museum tersebut. Koleksi lainnya adalah senjata perang tradisional, alat musik tradisional, goa prasejarah, gerabah, dan kotak pos peninggalan jaman Belanda, Di kawasan museum itu pun terdapat gedung koleksi kelautan. Salah satu kolesinya adalah kerangka Paus Biru yang merupakan sejenis paus terbesar di dunia. Dengan panjang 25 meter dan berat 80 ton. Berada di museum Siwa Lima, dengan jelas kita dapat menikmati keindahan Teluk Ambon. Arusnya begitu tenang dengan hamparan airnya nan biru. Tak heran kota itu dijuluki Ambon Manise. may
Sumber: www.republika.co.id (19 September 2008)