Kirab Campuran Adat Solo dan Bugis

Solo - Kirab yang akan mengantarkan calon pengantin pria ke Puro Mangkunegaran Rabu (11/6) besok dipastikan menjadi kirab akulturasi budaya. Sebab, selain prajurit milik pemkot, tata cara kirab diwarnai adat Sulawesi Selatan.

Seperti diberitakan, Keraton Mangkunegaran akan mengadakan pesta mantu putri raja hasil pernikahan dengan Sukmawati Soekarnoputri, yaitu yang akrab dipanggil Menur. Menur dipersunting Sarwana Ramrin dari Makassar, Sulsel.

Sedikitnya, 150 prajurit milik pemerintah kota dari berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), badan usaha milik daerah (BUMD), dan Puro Mangkunegaran akan mengiringi perjalanan Sarwana Tamrin dan keluarganya dari Loji Gandrung ke Mangkunegaran.

Sementara itu, dari Keraton Sulawesi Selatan, akan ada barisan adat yang terdiri atas prajurit, pemusik dan penari, pembawa tombak, pa‘bunga sibali, kereta pembawa seserahan, dan barisan calon pengantin beserta keluarga.

"Ternyata, memang kami harus mengikuti adat mereka. Urut-urutan itu tidak bisa ditawar-tawar," ungkap Mufti Raharjo, salah seorang panitia kirab dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparsenbud), di sela-sela geladi bersih kirab kemarin (9/6).

Iin Josoef Madjid, seksi adat Bugis, Makassar, dari pihak mempelai pria, mengungkapkan, ada filosofi di balik urutan rombongan yang mengikuti kirab nanti. IIn mencontohkan barisan pa‘bunga sibali.

Dua orang yang mengenakan baju bodo warna merah jambu akan membawa lilin. Semuanya sebagai simbol penerang, yang mengantar mempelai menuju kebahagiaan. "Selain itu, ada kue tradisional Bugis yang jumlahnya 36. Ini perlambang putri yang akan dipersunting adalah putri raja, jadi harus mendapatkan terbanyak," terang Iin. (rk/jpnn/end)

Sumber: Jawa Pos (10 Juni 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts